JAKARTA, KOMPAS.com - Nama instansi Tentara Nasional Indonesia (TNI) kembali terseret dengan perselisihan yang berhadapan dengan warga sipil.
Kali ini, seorang pendeta rumah doa mengaku dibentak ketua RW sekaligus anggotaTNI berpangkat Sersan Kepala (Serka) berinisial S di Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.
Pendeta Ellyson Lase mengungkapkan, umatnya digeruduk ketua RT setempat dan puluhan warga yang menolak aktivitas mereka.
Serka S diduga ikut terlibat dalam penolakan kegiatan ibadah di Rumah Doa Fajar Pengharapan, Graha Prima Baru, Bekasi yang terjadi pada Minggu (19/6/2023).
Saat penggerudukan, Ellyson menanyakan dasar penghentian kegiatan itu, namun ketua RT tak bisa menjelaskannya. Ellyson juga tak tahu alasan ketua RW ikut menolak keberadaan rumah doa.
Babinsa diduga ikut tolak rumah doa
Ketua RW 027 Mangunjaya yang disebut merupakan anggota TNI AD juga ikut menolak keberadaan rumah doa. Ia bertugas di Koramil Tambun, Kabupaten Bekasi.
Pendeta Ellyson bercerita, dia bahkan menerima perlakuan tidak menyenangkan dari si ketua RW saat pertemuan pada Mei lalu.
"Saya juga sampaikan ke ketua RW waktu itu, 'Bapak juga masih aktif sebagai anggota TNI yang melekat di diri Bapak. Walaupun ketua RW, begitukah seorang TNI'," ucap Ellyson.
"Dia kemudian gebrak meja, dia tunjuk saya. Dia marah dan bilang, 'Ini wilayah saya. Saya yang berkuasa. Ikuti aturan saya. Jangan buat aturan sendiri'," sambung dia menirukan ucapan ketua RW itu.
TNI AD minta pendeta lapor
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigadir Jenderal TNI Hamim Tohari mengaku belum mendapatkan informasi itu.
Hamim mengaku tak tahu perkara Babinsa yang membentak pendeta dan ikut membubarkan kegiatan di Rumah Doa Fajar Pengharapan.
Hamim meminta pendeta Ellyson untuk melaporkan langsung ulah oknum tersebut agar bisa diselidiki.
"Saya belum dengar kabar itu. Sebaiknya Pak Pendeta yang tahu melapor saja ke Koramil/Kodim atau ke Pomdam Jaya," kata Hamim saat dikonfirmasi, Selasa (20/6/2023).
"Saya tidak bisa mengonfirmasi kalau baru info sepihak dan tidak resmi," tambah dia lagi.
Saat ini Kompas.com tengah berupaya mencari keberadaan Serka S untuk mengonfirmasi langsung pernyataan pendeta dan meminta penjelasannya.
Tolak arogansi
Nama instansi TNI belakangan banyak disorot masyarakat publik, termasuk di media sosial lantaran beberapa kali diberitakan bersikap arogan saat menghadapi warga sipil.
Padahal, Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Laksamana Muda Julius Widjojono menegaskan kepada seluruh prajurit TNI agar tidak ada lagi yang bersikap arogan.
"Sesuai instruksi Panglima TNI, agar prajurit TNI tidak arogan dan menyakiti hati rakyat," ujar Julius kepada Kompas.com, Selasa (25/4/2023).
Ucapan itu ia lontarkan usai video seorang emak-emak pengendara motor ditendang oknum anggota TNI arogan di bilangan Pondok Gede, Kota Bekasi, yang sempat viral di media sosial.
Dalam video tersebut, tampak anggota TNI menendang sepeda motor tersebut hingga hampir jatuh. Dinarasikan, kejadian tersebut terjadi di wilayah Jatiwarna, Pondok Gede, Kota Bekasi.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/06/21/12150081/saat-anggota-tni-diduga-terlibat-pelarangan-aktivitas-ibadah-di-tambun