JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Jakarta Timur mengimbau masyarakat agar membeli sapi kurban yang memiliki barcode.
Wali Kota Jakarta Timur M Anwar menjelaskan, hadirnya barcode pada sapi dapat mempertegas status kesehatan mereka.
"Kan enggak mungkin tanya ke pedagang apakah sapinya sehat atau enggak. Dibilangnya pasti sehat, namanya juga pedagang," ujar dia di Cakung, Jakarta Timur, Rabu (21/6/2023).
Terkait kelengkapan barcode pada sapi, Anwar menyatakan bahwa hal tersebut penting untuk memastikan hewan kurban dalam kondisi sehat secara medis.
Barcode memiliki banyak informasi seputar sapi itu yang mencakup asal-usul daerah sapi berasal.
Kemudian adalah surat pernyataan dari dokter hewan setempat yang mengatakan bahwa sapi sehat untuk dikurban dan dikonsumsi.
"Barcode isinya macam-macam karakteristik sapi. Berat badan, asal-usul, jenisnya, tanggal lahir, lengkap," ungkap Anwar.
Anwar juga mengimbau agar masyarakat yang hendak membeli sapi kurban memilih yang memiliki barcode.
"Sebaiknya masyarakat membeli sapi yang ada barcode, jadi kami enggak khawatir ada penyakit yang bisa membahayakan tubuh manusia yang mengonsumsinya," kata dia.
Sidak penjual sapi
Pada Rabu sore, Anwar melakukan sidak ke salah satu penjual sapi kurban di Cakung bersama Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (Sudin KPKP) Jakarta Timur.
Sidak dilakukan guna memastikan sapi-sapi yang dijual untuk Idul Adha dalam keadaan sehat dan aman dikonsumsi.
"Tentunya, (untuk) memastikan sapi sehat atau tidak, dia (penjual) memiliki barcode di setiap sapi dari peternak setempat. Kami bisa cek barcode," terang Anwar di lokasi, Rabu.
Pemeriksaan memang tidak menyeluruh, melainkan melalui sampling dari beberapa sapi di tempat penjualan.
Dalam memeriksa beberapa sampling sapi, peninjauan keberadaan barcode juga dilakukan.
Anwar menjelaskan, dengan memindai barcode, Pemkot Jakarta Timur dapat memastikan sapinya sehat.
Sidak telah dilakukan sejak 5 hingga 27 Juni 2023.
Sejauh ini, Pemkot Jakarta Timur dan Sudin KPKP Jakarta Timur belum menemukan penyakit apa pun terhadap sapi-sapi yang akan dikurban.
Namun, mereka tetap berhati-hati saat meninjau tempat-tempat penjualan sapi.
"Cuma kalau (sapi) sudah ada barcode, saya kira enggak (ada penyakit). Yang saya khawatirkan (sapi) yang enggak ada barcode," kata Anwar.
"Sejauh ini penemuan penyakit belum ada sampai hari ini. Makanya kami berupaya datang dan lakukan sampling untuk melihat apakah ditemukan (penyakit)," sambung dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/06/21/20433421/pemkot-jakarta-timur-imbau-masyarakat-beli-sapi-kurban-yang-memiliki