Salin Artikel

Awalnya Kerja Serabutan Usai Bebas, Eks Napi Syaiful Kini Buka Usaha Ayam Geprek

JAKARTA, KOMPAS.com - Eks narapidana (napi) Syaiful Adnan (26) terkejut saat diberi modal gerobak untuk berjualan ayam geprek oleh Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas I Jakarta Pusat pada 20 April 2022.

Pria yang akrab disapa Ipul itu menjadi satu-satunya klien, sebutan eks napi bebas bersyarat naungan Bapas, yang terpilih untuk menerima gerobak itu.

"Sempet enggak percaya, dari Bapas minta foto KTP (untuk administrasi). Saya kaget," ujar Ipul saat berbincang dengan Kompas.com di Jalan Kramat Pulo Barat, RT 003/RW 04, Senen, Jakarta Pusat, Rabu (21/6/2023).

Oleh pembimbing kemasyarakatan (PK), Syaiful dinilai sebagai seseorang yang rajin dan cekatan serta cepat tanggap jika dimintai tolong melakukan sesuatu.

Hal itu menjadi salah satu alasan mengapa Ipul dianggap tepat menerima gerobak itu.

“Alhamdulillah, katanya kalau ngambil apa-apa tuh cepat. Jadi pikirannya enggak dikit-dikit nanya, sat set,” lanjut dia.

Memang niat berdagang

Seusai keluar dari penjara dan menjadi klien Bapas Jakarta Pusat pada 2020, Syaiful sempat bekerja serabutan selama delapan bulan.

Berbagai pekerjaan dia cicipi, mulai dari mengamen, menjadi badut, hingga orang di balik ondel-ondel.

Dari tempat tinggalnya di daerah Senen, Jakarta Pusat, Ipul biasanya menyambangi kawasan Ciledug, Kota Tangerang, dan Blok M, Jakarta Selatan di akhir pekan untuk mendapat pemasukan.

“Blok M itu enaknya malam minggu. Ramai banyak yang pacaran, jadi suka ada yang ngasih (uang),” celetuk dia sambil tersenyum.

Keseharian Ipul mulai berubah saat seorang kawan mengajaknya bekerja di lapak ayam geprek.

Mulanya, dia diajari untuk mengulek sambal terlebih dahulu.

“Dari teman, orang kosan di Kwitang. 'Mau kerja enggak? Daripada begitu (serabutan)''. Saya mau. Alhamdulillah belajar ngulek dulu. Bertahap-tahap, pertama ngulek dulu sampai sebulan baru jadi koki,” tutur pria anak satu.

Ipul bekerja di lapak ayam geprek milik temannya hingga setahun. Dia senang dan menikmati pekerjaan itu, lantaran diperbolehkan mencoba berbagai bagian pekerjaan.

“Dari ngulek, dibolehin goreng, ganti-gantian sama yang lain,” lanjut Ipul.

Di sela-sela pekerjaannya, Ipul melakukan konseling bersama PK di Bapas Jakpus. Di sana, dia pernah mengutarakan keinginannya memiliki usaha ayam geprek sendiri.

Namun, Ipul tidak memiliki modal dan sarana.

Niat dan semangatnya inilah yang menjadi pertimbangan pejabat Bapas untuk memilihnya sebagai penerima gerobak untuk jualan.

“Setelah ikut kerja di ayam geprek jadi pengin buka usaha sendiri. Dia menyampaikan ke PK-nya saat konseling. Klien (Ipul) sudah ada niat buka usaha,” ujar ujar Dumora Silaen selaku Pembimbing Klien Syaiful kepada Kompas.com, Rabu (28/6/2023).

Tak peduli kata orang

Ipul mengaku tidak peduli pandangan orang soal statusnya sebagai eks napi. Bagi dia, hal yang terpenting adalah fokus pada pengembangan diri.

“Saya bilang enggak masalah. Mungkin saja dia masih takut atau gimana kan kita enggak tahu. Biarin saja orang mau mikir apa, yang penting tujuan kita ke depannya benar,” imbuh Ipul.

“Ini kan dilihat, bener kayak gimana, 'oh ini berjuangnya benar',” sambung dia.

Meskipun begitu, Ipul memilih untuk tidak terlalu berkoar-koar soal statusnya sebagai mantan napi.

Padahal, ada orang di sekitar dia yang justru merasa bangga pernah dihukum penjara.

“Orang memang enggak ada yang takut (sama saya sebagai eks-napi). Kalau orang tahu ya, bilang ‘ya sudah enggak apa’. Cuma, kita jangan sampai terlalu blak-blakan,” celetuk Ipul.

“Lebih baik diam. Ada orang yang justru malah bangga masuk penjara, sok iye. Saya sih diam-diam saja,” tambah dia sambil nyengir.

Untuk diketahui, Ipul pernah mengemban masa hukuman di Rumah Tahanan (Rutan) Salemba akibat penggunaan narkotika dan tindakan kriminal selama 2018-2020.

Sejak kembali bebas, Ipul bertekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan memfokuskan kegiatannya berdagang ayam geprek miiknya “Geprek Akang Asegar” yang berlokasi di Jalan Kramat Pulo Barat, RT 003/RW 04, Senen, Jakarta Pusat.

Lapaknya buka setiap hari kecuali hari Minggu, mulai dari pukul 15.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/06/28/16332021/awalnya-kerja-serabutan-usai-bebas-eks-napi-syaiful-kini-buka-usaha-ayam

Terkini Lainnya

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke