Salin Artikel

Empat Juru Parkir Liar yang Ditangkap di Senen Dibawa ke Panti Sosial

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak empat juru parkir liar ditangkap petugas dan dibawa ke panti sosial di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (5/7/2023).

Penertiban itu dilakukan lantaran mereka telah diperingatkan sebelumnya untuk tidak lagi beroperasi.

"Semuanya langsung dibawa ke Panti Sosial Kedoya, Jakarta Barat" ujar Kasiop Perhubungan Jakarta Pusat Haryo Bagus kepada media usai penertiban.

Petugas Dishub menegaskan, sebelum penangkapan itu, mereka telah lebih dulu mensosialisasikan larangan jukir beroperasi di depan Pasar Senen Blok III itu.

Sebab, parkiran liar yang terdiri dari kendaraan roda dua atau sepeda motor itu memakan bahu jalan.

"Sebelumnya para jukir ini sudah membuat surat pernyataan agar tidak menjadi jukir. Namun, surat pernyataan tersebut dilanggar sehingga petugas melakukan tindakan," lanjut Haryo.

Ke depannya, Haryo berkomitmen untuk terus melakukan penertiban parkir liar dan jukir di kawasan Senen.

"Keberadaan parkir liar di Senen sangat mengganggu hingga menyebabkan kemacetan," tutup dia.

Untuk diketahui, petugas gabungan yang terdiri dari Suku Dinas Perhubungan (Sudinhub) dan Suku Dinas Sosial (Sudinsos) Jakarta Pusat, serta Satpol PP itu memulai operasi pada pukul 12.50 WIB.

Saat operasi berlangsung, salah satu jukir yang ditangkap berusaha memberontak ketika ditangkap dan digiring ke dalam mobil Sudinsos.

Bahkan hingga jukir berada di mobil, dia masih berusaha untuk kabur. Pantauan Kompas.com, awalnya ada enam jukir yang digiring ke dalam mobil.

Namun, dua yang lain kabur sebelum dibawa ke panti sosial.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/07/05/17225891/empat-juru-parkir-liar-yang-ditangkap-di-senen-dibawa-ke-panti-sosial

Terkini Lainnya

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Megapolitan
Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

Megapolitan
Mau Bikin 'Pulau Sampah', Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Mau Bikin "Pulau Sampah", Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke