JAKARTA, KOMPAS.com - Juru sita Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan batal menyita rumah Guruh Soekarnoputra di Jalan Sriwijaya III, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, hari ini, Kamis (3/8/2023).
PN Jakarta Selatan memilih untuk menunda eksekusi lantaran situasi di sekitar lokasi penyitaan tak kondusif.
Banyak massa tak dikenal yang disebut melakukan penjagaan di sekitar rumah Guruh. Sementara, tak ada satu pun aparat keamanan yang berjaga di lokasi.
Padahal, eksekusi dijadwalkan pukul 09.00 WIB.
"Sesuai dengan apa yang disampaikan petugas juru sita kami, belum terlihat aparat keamanan yang berjaga di lokasi objek eksekusi, sedangkan di objek lokasi eksekusi itu banyak sekali massa yang menjaga objek lokasi, artinya situasinya menjadi tidak memungkinkan untuk dilakukan eksekusi," kata Pejabat Humas PN Jakarta Selatan Djuyamto kepada wartawan.
Kendati demikian, Djuyamto menegaskan pihaknya akan tetap melanjutkan eksekusi.
Namun, waktu pelaksanaan eksekusi akan ditentukan oleh Kepala Pengadilan PN Jakarta Selatan.
"Nanti pimpinan pengadilan yang akan mengambil sikap soal waktu eksekusi selanjutnya," ungkap dia.
Pantauan Kompas.com, kediaman Guruh Soekarnoputra memang dijaga oleh massa. Tidak ada polisi yang menjaga atau mengawal pelaksaan eksekusi pada hari ini.
Diberitakan Sebelumnya, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan bakal menyita aset berupa rumah yang ditempati Guruh Soekarnoputra di Jalan Sriwijaya III, RT 004 RW 001, Kelurahan Selong, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Humas PN Jakarta Selatan Djuyamto mengatakan, anak Presiden Pertama RI itu kalah gugatan perdata melawan Susy Angkawijaya. Hal ini sebagaimana putusan PN Jakarta Selatan Nomor 757/Pdt.G/2014/PN.Jkt.Sel.
"Sita eksekusi untuk dikosongkan dan diserahkan kepada pihak pemohon eksekusi sebagai pelaksanaan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor 757/Pdt.G/2014," kata Djuyamto saat dihubungi Kompas.com, Selasa (18/7/2023).
"Guruh dinyatakan sebagai pihak yang kalah, yang harus mengosongkan dan menyerahkannya (rumah) pada pihak yang menang," lanjutnya lagi.
Djuyamto menerangkan bahwa PN telah beberapa kali mengirimkan surat peringatan terhadap Guruh. Sesuai dengan putusan pengadilan, pihaknya bakal mengeksekusi penyitaan pada 3 Agustus 2023.
"Sesuai dengan putusan Nomor 757/Pdt.G/2014/PN.Jkt.Sel, rumah yang ditempati Guruh adalah milik Susy Angkawijaya, pemohon eksekusi," jelas Djuyamto.
Berdasarkan penelusuran di Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) PN Jakarta Selatan, majelis hakim memutuskan gugatan yang dilayangkan Guruh Soekarnoputra dicabut.
Dalam gugatannya, Guruh meminta agar ia dinyatakan secara sah sebagai pemilik rumah mewah tersebut.
"Mengabulkan permohonan pencabutan perkara penggugat. Menyatakan gugatan perkara Nomor 1008/Pdt.G/2022/PN.Jkt.Sel dicabut," demikian bunyi putusan dalam laman SIPP PN Jakarta Selatan, dikutip Selasa.
Majelis hakim juga membebankan biaya perkara kepada penggugat sebesar Rp 1.848.000.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/08/03/15171711/tunda-eksekusi-rumah-guruh-soekarnoputra-pn-jaksel-lokasi-dijaga-massa