Salin Artikel

Balita 3 Tahun yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Tewas

Korban berinisial ADS (3) ditemukan setelah dilaporkan hilang di bantaran Kali Ciliwung pada Kamis (17/8/2023) sekitar pukul 06.45 WIB.

"Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia sekitar pukul 11.15 WIB pada radius 700 meter dari lokasi hilangnya ADS," kata Kepala Kantor SAR Jakarta selaku SAR Mission Coordinator (SMC) Fazzli kepada wartawan, Jumat.

Adapun korban dicari personel SAR sejak pagi tadi. Pencarian dilakukan menggunakan perahu karet sejauh dua kilometer dari lokasi kejadian.

"Setelah kami temukan, korban langsung dibawa saat itu juga ke rumah duka," tutur Fazzli.

Sementara itu, Komandan Tim Basarnas Jakarta Ahmad mengatakan, korban yang hanyut diduga lepas dari pengawasan orangtuanya saat bermain di dekat kali.

Ibu korban baru menyadari anaknya hilang setelah beberapa jam kemudian.

"Jadi saat itu memang anak ini lepas dari pengawasan orangtuanya. Ibunya baru sadar setelah berapa lama tidak melihat anaknya. Ibu korban langsung berteriak dan meminta tolong untuk mencari keberadaan anaknya," ungkap Ahmad.

"Informasi dari warga setempat, anak ini mempunyai kelebihan atau hiperaktif. Karena memang sudah biasa sendiri dan lepas dari pengawasan orangtua, jadi anak ini pergi sendiri. Mungkin ada saksi yang melihat anak ini jatuh dari kali," lanjut dia.

Selain itu, ADS diduga hanyut di kali karena sandal milik korban ditemukan di pinggir Kali Ciliwung yang terletak 30 meter dari rumah korban.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/08/18/22414841/balita-3-tahun-yang-tenggelam-di-kali-ciliwung-ditemukan-tewas

Terkini Lainnya

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor Banjirnya Kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor Banjirnya Kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Megapolitan
Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

Megapolitan
Mau Bikin 'Pulau Sampah', Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Mau Bikin "Pulau Sampah", Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke