Menurut dia, rangka bukanlah prioritas utama untuk dilakukan pengecekan saat bertransaksi motor bekas.
"Selama ini kalau kami beli unit seken enggak mandang rangka sih," ujar dia saat ditemui Kompas.com di showroom bernama Damitra Motor, Minggu (3/9/2023).
"Jadi kalau ada orang jual motor ke sini, yang kami cek itu mesinnya, kemudian cek bodi, dan kelistrikan. Setelah itu kami test drive, dan juga kita cek kelengkapan surat-suratnya," kata dia.
Soal pengecekan rangka, kata Dani, hal itu merupakan prioritas nomor kesekian.
Sebab, selama 12 tahun berjualan motor bekas, ia belum pernah mendapat keluhan soal rangka yang bermasalah.
"Untuk rangka kami enggak sampai cek tipe rangkanya, karena itu makan waktu juga. Soalnya selama berjualan beberapa tahun ini kami enggak pernah mengalami kendala yang macam-macam di kerangkanya, termasuk beberapa bulan terakhir," tutur dia.
Menyoal permasalahan rangka Enhanced Smart Architecture Frame (eSAF) milik Honda yang viral di dunia maya, Dani menyebut tak terlalu khawatir dengan isu itu.
Berkaca dari data penjualan beberapa bulan terakhir, motor-motor bekas yang tahunnya belum terlalu lama masih laris terjual.
"Motor Honda BeAT keluaran tahun 2018-2021 misal, masih banyak peminatnya. Kami saja baru meminang motor Honda BeAT keluaran tahun 2023. Jadi tidak terlalu masalah dengan isu rangka itu ya," ungkap dia.
Rangka eSAF menjadi perbincangan hangat di dunia maya, khususnya bagi pecinta otomotif.
Rangka eSAF yang dikenalkan Honda pada 2019 disinyalir mudah keropos dan patah, sehingga bisa membahayakan pengendara yang menaikinya.
Kini, Kementerian Perhubungan, Komisi Nasional Keselamatan dan Transportasi (KNKT), dan PT Asra Honda Motor (AHM) tengah melakukan investigasi lanjutan soal polemik rangka eSAF.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/09/03/21104351/pedagang-motor-bekas-ngaku-tak-terlalu-perhitungkan-rangka-saat-jual-beli