Salin Artikel

Marak Pengemudi Lawan Arah, Pengamat: Aksesnya Ditutup Saja

"Itu putarannya harus ditutup agar mereka tidak tergoda lawan arah. Jadi tidak boleh ada putaran yang dekat tetapi arahnya berlawanan dengan jalan keluar. Itu nanti mengurangi potensi lawan arah," ujar dia kepada Kompas.com, Kamis (7/9/2023) malam.

Selain itu, menurut Sugeng, guna meminimalisir pengemudi lawan arah, pemerintah juga perlu menyesuaikan jarak antara jalan keluar dengan putaran terdekat.

"Untuk pemerintah yang membangun jalan, itu juga harus disesuaikan antara jalan keluar dari jalan warga dengan putarannya yang dekat tapi melawan arah," sambung dia

Sebab Sugeng menilai, biasanya para pengemudi melawan arus saat mereka lebih dekat dengan putaran potongan jalan yang berlawanan arah.

"Biasanya lawan arah ini berpotensi terjadi, ada putaran, antara putaran dengan jarak keluar dari jalan. Itu mereka lebih dekat dengan putaran yang berlawan arah dibanding mereka harus belok kiri berputar jauh. Ada potongan jalan lebih dekat. Tentu yang begini tidak bisa ditolerir, ini adalah pelanggaran lalu lintas yang harus diberi sanksi," jelas Sugeng.

Ditambah lagi, kata dia, masyarakat juga kurang memiliki kesadaran diri dan ingin yang mudah saja tanpa memikirkan dampak dari perbuatannya yang bisa menimbulkan kecelakaan lalu lintas.

"Masyarakat kita ini memang punya kecenderungan mau gampang, egois. Menggunakan jalan jalur busway kan banyak dilakukan, kecenderungan itu ada pada masyarakat kita," ujar dia.

Maka itu,perlu tindakan yang tegas. Termasuk dengan mencabut surat izin mengemudi para pengendara nakal tersebut hingga menerapkan sanksi pidana badan atau tahanan.

"Misal dia dicabut surat izin mengemudinya. Kemudian kalau ada sanksi pidana badan ya diberlakukan. Ya ditahan kalau menimbulkan kecelakaan. Kalau dalam aturannya itu ada sanksi pidana badan, ditahan berapa hari ya dilakukan agar ada lembelajaran.Dididik masyarakat kita agar jangan semaunya sendiri," ujar Sugeng.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/09/08/10344601/marak-pengemudi-lawan-arah-pengamat-aksesnya-ditutup-saja

Terkini Lainnya

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke