Salin Artikel

Cerita Budi ASN Penyandang Disabilitas, Sempat Kesulitan Cari Kerja karena Diskriminasi

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski menjadi penyandang disabilitas, Achmad Budi Santoso (33) sukses menjadi aparatur sipil negara (ASN).

Ia kini bekerja sebagai pegawai negeri di Kantor Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).

Namun, sebelum diterima sebagai ASN, Budi rupanya sempat mengalami jatuh bangun saat mencari kerja seusai lulus kuliah. 

Bahkan, tak jarang ia mendapatkan diskriminasi dari perusahaan akibat kondisi fisiknya yang hanya mempunyai satu kaki. 

"Saya merasa disabilitas di zaman saya banyak diskriminasi. Lowongan jadi guru, saya daftar enggak keterima, jadi surveyor enggak keterima. Karena tau saya disabilitas, jadi enggak diterima," kata Budi dalam wawancara khusus dengan Kompas.com, pertengahan Agustus 2023 lalu. 

Akhirnya, Budi pun bekerja serabutan. Pekerjaan apa saja ia geluti, asalkan bisa mendapatkan penghasilan dan tak perlu lagi menyusahkan orangtuanya. 

Budi bahkan pernah mencoba menjadi atlet profesional, tepatnya di bidang atletik lari.

"Saya pernah meniti karir waktu itu jadi atlet profesional, waktu itu di Surabaya," kata Budi.

Budi berlatih keras untuk mencapai prestasi di bidang itu. Lama kelamaan, ia merasa tak cocok dengan pekerjaan tersebut.

"Karena mungkin minimnya dukungan dan saya kurang menekuni, ya akhirnya enggak sampai jadi profesi ya (atlet)," terang Budi.

Setelah meninggalkan cita-cita atletnya, Budi bekerja di salah satu perusahaan majalah di Sidoarjo.

Namun, ia merasa pendapatannya tak sesuai sehingga memilih resign. 

Budi juga sempat menjadi motivator. Ia hadir ke sekolah-sekolah untuk memotivasi peserta didik untuk giat belajar dan mengejar cita-cita.

"Tapi ya kemudian kurangnya konsisten, jadi ya enggak bertahan lama," terang dia.

Sampai akhirnya, jalan hidup menuntun Budi untuk melamar menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil.

"Tiba-tiba ada info lowongan tes CPNS khusus penyandang disabilitas terus saya daftar dan akhirnya keterima," kata dia.

Masa tes CPNS pun tidak lepas dari dukungan sang istri yang setia menemani Budi.

Setelah lolos sebagai ASN di Kemenko PMK tahun 2015 silam, Budi pun menggeluti profesinya itu hingga kini.

Setiap hari, ia akan berangkat dari rumahnya di Kranji Bekasi, menuju kantor di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat dengan mengendarai sepedanya menuju stasiun.

Ia pun bersyukur pemerintah membuka lowongan CPNS khusus disabilitas sehingga ia dan para penyandang disabilitas lain mendapat kesempatan untuk bekerja dan hidup lebih baik. 

"Kalau lowongan kerja (untuk) umum pasti saya kalah," ujarnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/09/08/13235641/cerita-budi-asn-penyandang-disabilitas-sempat-kesulitan-cari-kerja-karena

Terkini Lainnya

Pedagang Perabot Dibunuh Anaknya, Pelaku Emosi karena Tidak Terima Dimarahi

Pedagang Perabot Dibunuh Anaknya, Pelaku Emosi karena Tidak Terima Dimarahi

Megapolitan
Pembunuh Pedagang Perabot Sempat Kembali ke Toko Usai Dengar Kabar Ayahnya Tewas

Pembunuh Pedagang Perabot Sempat Kembali ke Toko Usai Dengar Kabar Ayahnya Tewas

Megapolitan
KPU DKI Bakal Coklit Data Pemilih Penghuni Apartemen untuk Pilkada 2024

KPU DKI Bakal Coklit Data Pemilih Penghuni Apartemen untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Terduga Pelaku Pembakaran 9 Rumah di Jalan Semeru Jakbar

Polisi Tangkap Terduga Pelaku Pembakaran 9 Rumah di Jalan Semeru Jakbar

Megapolitan
Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Megapolitan
Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Megapolitan
Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Megapolitan
Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Megapolitan
Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Megapolitan
Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir 'Stunting' Meningkat

Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir "Stunting" Meningkat

Megapolitan
Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Megapolitan
Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Megapolitan
Bus Pariwisata Digetok Rp 300.000 untuk Parkir di Depan Masjid Istiqlal, Polisi Selidiki

Bus Pariwisata Digetok Rp 300.000 untuk Parkir di Depan Masjid Istiqlal, Polisi Selidiki

Megapolitan
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor Buka Pelayanan untuk Pecandu Judi Online

RSJ Marzoeki Mahdi Bogor Buka Pelayanan untuk Pecandu Judi Online

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke