JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) yang mewakili warga Kampung Bayam, Minawati menyebut pemerintah tidak memanusiakan warga karena meminta bongkar tenda untuk keperluan Piala Dunia U-17.
Pasalnya, tenda tersebut merupakan hunian sementara warga Kampung Bayam yang menanti hunian di Kampung Susun Bayam (KSB).
"Kalau aku sih bilangnya tidak manusiawi ya. Maksud aku, ini kan istilahnya U-17 itu supaya tidak dianggap kumuh dan kotor," kata Minawati kepada Kompas.com, Rabu (20/9/2023).
"Ya sudah, aku bilang, kalau mereka (warga Kampung Bayam) tidak boleh dianggap kotor, ya masukkan saja mereka ke dalam (KSB), mereka juga punya hak kok," imbuh dia.
Ia menyinggung permasalahan warga Kampung Bayam yang sudah menerima Surat Keputusan (SK) untuk menghuni KSB dan mendapatkan nomor hunian.
"Jadi, solusinya yang aku mau, ya sudah, masukkan saja mereka. Soal negosiasi harga, belakangan. Mereka harus punya hidup yang layak. Kalau di tenda kan, enggak layak," tegas Minawati.
Tetapi, nasib berkata lain. Minawati mengungkapkan bahwa warga Kampung Bayam yang mendirikan tenda di depan Jakarta International Stadium (JIS) tidak mampu membayar kontrakan.
"Ada keperluan anak-anak sekolah. Pokoknya, masuk dulu saja ke dalam, perlakuan mereka seperti manusia," pungkas Minawati.
Untuk diketahui, Lurah Papanggo Tomi Haryono meminta warga Kampung Bayam untuk membongkar tenda secara mandiri karena akan dibangun trotoar.
Ia tidak menampik bahwa pembangunan trotoar juga berkait dengan berlangsung Piala Dunia U-17 pada November 2023 mendatang, mengingat JIS merupakan salah satu lokasi pertandingan.
Dalam surat imbauan kepada warga Kampung Bayam, Tomi memperingati, jika mereka tidak mengindahkan pembongkaran mandiri, maka akan dilakukan penertiban secara terpadu oleh aparat terkait.
Masih di dalam surat tersebut, Tomi mengingatkan bahwa segala risiko hingga kerugian dari penertiban tenda apabila jika tidak diindahkan akan menjadi tanggung jawab warga Kampung Bayam.
Sebagai informasi, warga Kampung Bayam tergusur dari kediaman mereka imbas pembebasan lahan proyek Jakarta International Stadium (JIS).
Warga sudah tinggal di tenda sejak November 2022. Mereka mengaku tidak sanggup membayar kontrakan dan menolak untuk pindah ke Rusunawa Nagrak.
Warga Kampung Bayam sejatinya merupakan penghuni Kampung Susun Bayam. Namun, KSB masih belum bisa dihuni hingga saat ini.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/09/20/14080211/tenda-warga-kampung-bayam-dibongkar-demi-piala-dunia-u-17-jrmk-tidak