Kedua permasalahan tersebut, yakni keberadaan Skybridge Tanah Abang dan maraknya penjualan secara daring dengan cara live shopping.
"Pertama soal skybridge di situ yang tidak tersambung ke Blok G. Lalu, salah satunya itu (cara penjualan live shopping)," kata Gembong di Pasar Tanah Abang, Jumat (22/9/2023).
Permasalahan di Pasar Tanah Abang diketahui setelah Gembong dan para anggota fraksinya mendatangi Blok G dan berdiskusi dengan para pedagang pada Jumat ini.
Gembong menjelaskan, skybridge di Tanah Abang hanya terintegrasi dengan Blok A, B, dan F, tetapi tidak terhubung dengan Blok G Pasar Tanah Abang.
"Skybridge itu kan tidak terhubung dan terkoneksi ke Blok G. Kenapa tidak terhubung? Karena rencana ini mau direvitalisasi kan, tapi revitalisasi ini tidak kunjung dieksekusi. Persoalannya di situ," ucap Gembong.
Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, Jumat, lantai satu Blok G di pasar grosir terbesar di Asia Tenggara itu sepi pedagang.
Rolling door dari sederet ruko di lokasi tertutup. Hanya ada kertas peringatan yang ditempel di penutup ruko tersebut.
Terdapat logo Perumda Pasar Jaya di kertas tersebut. Kertas itu berisi peringatan karena para pedagang belum membayar biaya sewa sejak beberapa bulan terakhir.
Di sisi lain, sepinya pedagang di lokasi membuat pencahayaan di beberapa sisi di lantai satu Blok G gelap. Hanya ada beberapa lampu penerangan.
"Ini pedagang pasar pindah. Sepi pembelinya," teriak salah satu warga di lokasi.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/09/22/17482211/blok-g-pasar-tanah-abang-sepi-pembeli-f-pdip-karena-tak-terhubung