JAKARTA, KOMPAS.com - Kualitas udara di DKI Jakarta, Minggu (1/10/2023) pagi, masuk kategori tidak sehat.
Disadur dari laman pengukuran kualitas udara IQAir, indeks kualitas udara di DKI Jakarta per pukul 07.15 WIB tercatat di angka 165.
Artinya, Jakarta menduduki peringkat ketiga dalam urutan kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.
Posisi pertama dan kedua diisi oleh dua kota di Pakistan, yakni Lahore dan Karachi.
Indeks kualitas udara pada masing-masing kota itu adalah 170 di Lahore dan 169 di Karachi.
Kondisi kualitas udara DKI Jakarta pada Minggu pagi tidak jauh berbeda dengan kondisi pada Sabtu (30/9/2023) pagi, yakni 161.
Adapun konsentrasi polutan tertinggi dalam udara DKI Jakarta pagi hari ini, yakni PM 2.5, dengan nilai konsentrasi 82 mikrogram per meter kubik.
Konsentrasi tersebut 16.4 kali nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO).
Merespons buruknya kualitas udara di Jakarta, situs IQAir merekomendasikan masyarakat untuk mengenakan masker, menghidupkan penyaring udara, menutup jendela, dan menghindari aktivitas luar ruangan.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga telah mengambil beberapa langkah untuk mengatasi masalah polusi udara, antara lain penerapan work from home (WFH) bagi aparatur sipil negara (ASN) dan melakukan razia uji emisi kendaraan bermotor.
Selain itu, upaya lain yang dilakukan yakni penyiraman jalan dengan water cannon dan menyemprotkan air dari atap gedung tinggi di Ibu Kota.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/10/01/07313431/minggu-pagi-kualitas-udara-di-jakarta-masih-tidak-sehat