TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Proyek normalisasi Kali Serua tepat di Perumahan Villa Bintaro Regency, Pondok Kacang Timur, Pondok Aren, Tangerang Selatan, berujung maut.
Turap ambruk pada Jumat (6/10/2023).
Akibatnya, lima orang pekerja proyek Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga dan Bina Konstruksi (DSDABMBK) kota Tangerang Selatan itu menjadi korban.
Empat orang mengalami luka serius. Sedangkan satu orang pekerja meninggal dunia akibat tertimpa dinding Kali Serua.
"Ada lima pekerja, satu orang meninggal dunia di TKP dan empat orang lainnya mengalami luka," ujar Kapolsek Pondok Aren, Kompol Bambang Askar Sodiq, Jumat.
Identitas korban yang meninggal dunia yakni S (39). Tiga korban yang mengalami luka yakni R, H dan JA, sedangkan identitas satu pekerja lagi tak disebutkan.
Kronologi
Bambang menjelaskan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 11.00 WIB, saat para pekerja tengah merakit cakar ayam untuk fondasi di Kali Serua.
"Tiba-tiba tembok turap kali Serua Rubuh pada bagian Perum Villa Bintaro Regency (VBR)," ucap Bambang.
Saat bersamaan, lanjut Bambang, alat berat berupa ekskavator yang dikerahkan di aliran Kali Serua diduga membuat tembok di atasnya runtuh akibat getaran yang dihasilkan.
Bambang mengatakan ambruknya dinding Kali Serua itu diduga akibat getaran dari alat berat tersebut.
"Sementara, kami duga disebabkan getaran dari ekskavator yang menyebabkan tembok di atasnya runtuh lalu menimpa pekerja yang ada di bawahnya," ucap Bambang.
Akibat kejadian tersebut, para pekerja proyek yang menjadi korban dievakuasi ke Rumah Sakit Bakti Asih Ciledug untuk dilakukan penanganan medis.
Diusut polisi
Polisi menyelidiki ambruknya turap di Perumahan Villa Bintaro Regency yang memakan korban jiwa itu.
Polisi telah mengecek tempat kejadian perkara (TKP) sekaligus memeriksa sejumlah saksi.
"Yang pasti kami masih melakukan proses penyelidikan terhadap kasus ini. Kami sudah memeriksa tiga saksi yang ada di TKP," kata Bambang.
Selain itu, Bambang mengatakan, ada beberapa langkah yang sudah diambil kepolisian untuk menyelidiki kasus tersebut.
Salah satu di antaranya yakni menyisir rekaman CCTV yang mengarah ke TKP serta menyetop sementara proyek normalisasi itu.
Hal itu dilakukan untuk mengetahui secara terperinci mengenai konstruksi peristiwa itu sehingga kepolisian bisa menentukan siapa yang bertanggung jawab atas insiden tersebut.
"Nanti, kami akan tentukan siapa yang bertanggung jawab terhadap proyek ini," ucap Bambang.
Proyek dihentikan
Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga dan Bina Konstruksi (SDABMBK) Tangerang Selatan Robbi Cahyadi mengatakan, proyek normalisasi Kali Serua itu saat ini dihentikan sementara lantaran kepolisian tengah menyelidiki kasus tersebut.
"Saat ini, proyek dihentikan sementara dan dalam penanganan pihak kepolisian," kata Robbi.
Robbi memastikan para korban yang mengalami kecelakaan kerja itu menerima santunan serta biaya pengobatannya ditanggung penuh oleh BPJS Ketenagakerjaan.
"Korban yang tertimpa reruntuhan tembok milik warga itu menerima santunan dan pengobatan penuh dari BPJS Ketenagakerjaan, yang didaftarkan pihak perusahaan," ucap Robbi.
Dua orang yang mengalami luka dan patah tulang masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Bakti Asih Ciledug, Tangerang.
Sedangkan beberapa korban lainnya telah diperbolehkan pulang setelah direkomendasikan dokter atas pertimbangan luka ringan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/10/07/09081631/turap-maut-ambruk-di-tangsel-1-pekerja-tewas-hingga-proyek-normalisasi