Salin Artikel

Mengadu ke Komnas HAM, Guru Honorer: Nama Peserta yang "Long March" Dicatat Pemkab Bekasi

Menurut dia, mereka melapor karena khawatir akan diintimidasi.

Sebab, Penjabat (Pj) Bupati Bekasi Dani Ramdan memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi untuk mencatat guru honorer yang mengikuti aksi long march ke Istana Negara.

Adapun puluhan guru honorer itu long march dari Kantor Pemkab Bekasi ke Istana Negara untuk mengadukan persoalan formasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) untuk pendidik mata pelajaran PAI yang tak dibuka sejak 2021.

"Dugaan saya, enggak tahu itu ancaman atau apa, yang jelas, itu Kepala Dinas mendapat instruksi dari Pj Bupati untuk mencatat orang-orang yang ikut long march," kata Unin kepada Kompas.com, Senin (16/10/2023).

Unin sendiri tidak mengerti maksud di balik pencatatan para peserta aksi.

Pihaknya juga hingga kini belum menggelar pertemuan dengan Pemkab Bekasi usai aksi long march yang mereka lakukan pekan lalu.

"Sampai hari ini belum ada ketemu dengan siapa pun. Ya, pada intinya laporan Ombudsman, Istana, dan Komnas HAM menerima laporan yang telah kami buat," ujar Unin.

Adapun setelah empat hari mereka long march atau tepatnya pada Jumat (13/10/2023), para guru honorer telah sampai ke Istana Negara, Ombudsman, dan Kantor Komnas HAM.

Di Istana Negara, kehadiran mereka diterima oleh Kepala Deputi 4 dan Kepala Deputi 5 Staf Sekretariat Presiden Republik Indonesia.

Salah satu hasil pertemuan tersebut, pihak Istana segera memanggil beberapa pejabat di lingkungan Kabupaten Bekasi untuk diperiksa.

"Menurut Staf Kepresidenan, akan segera secepatnya menghubungi Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi dan Kepala BKD akan segera dieksekusi dan diusut tuntas terkait hilangnya formasi guru agama Islam," kata Unin.

Adapun 69 tenaga pendidik honorer melakukan long march buntut Pemkab Bekasi tidak mengusulkan formasi PPPK untuk pendidik mata pelajaran PAI.

Dugaan malaadministrasi itu terjadi sejak 2021. Saat itu, 699 formasi, baik untuk sekolah dasar dan sekolah menengah pertama negeri, ternyata hilang dan terkunci. Para guru honorer tidak bisa mendaftar.

Selanjutnya, pada 2022, formasi PPPK untuk guru Pendidikan Agama Islam tidak diusulkan oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi.

Sementara itu, pada 2023, muncul lima formasi yang mana hanya tersedia untuk tiga SMA dan dua lainnya umtuk SD dan SMP.

Hal itu justru menimbulkan kecurigaan. Sebab, formasi untuk tenaga pendidik SMA dinaungi langsung oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, bukan Pemerintah Kabupaten Bekasi.

"Kami mau tuntut, kami mau tuntut juga yang 2021, bertanggung jawab atau enggak pemerintah daerah. Kenapa pemerintah daerah tidak melakukan usulan kembali di tahun 2022, sedangkan 2023 itu hanya ada 5 formasi dari luar," jelas Unin, Rabu (11/10/2023).

Kompas.com sudah berupaya meminta konfirmasi terkait persoalan ini dengan menghubungi Dani Ramdan. Namun, Dani belum merespons.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/10/16/16264541/mengadu-ke-komnas-ham-guru-honorer-nama-peserta-yang-long-march-dicatat

Terkini Lainnya

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Megapolitan
Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Megapolitan
Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Megapolitan
Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Megapolitan
Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Megapolitan
Usai Tes Kesehatan, Epy Kusnandar Bungkam Saat Dicecar Pertanyaan Awak Media

Usai Tes Kesehatan, Epy Kusnandar Bungkam Saat Dicecar Pertanyaan Awak Media

Megapolitan
Polisi Selidiki Penemuan Mayat Pria Terbungkus Kain di Tangsel

Polisi Selidiki Penemuan Mayat Pria Terbungkus Kain di Tangsel

Megapolitan
Polisi Tes Kesehatan Epy Kusnandar Usai Ditangkap Terkait Kasus Narkoba

Polisi Tes Kesehatan Epy Kusnandar Usai Ditangkap Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke