Pasalnya, Johan sering menjadi pemandu wisata bagi turis asing atau wisatawan mancanegara (wisman) di wilayah Monas, Jakarta Pusat.
Pekerjaan itu didapat Johan lantaran dirinya mampu berbahasa Inggris meski tak fasih.
Johan mengaku bahwa dirinya bukan seorang pemandu wisata resmi atau memiliki latar belakang di bidang pariwisata, melainkan bekas sopir metro mini.
Ia mengatakan, dirinya sengaja menyapa setiap wisman menggunakan bahasa Inggris agar mereka tertarik untuk naik bajajnya.
"Awalnya saya bilang, 'Hello Mister, hello Miss. Where are you going?'. Mungkin dengan bahasa Inggris itu, mereka tertarik (untuk naik bajaj). Saya speak English karena menurut saya itu bahasa global," ujar Johan kepada Kompas.com di Cakung, Jakarta Timur, Selasa (17/10/2023).
"Kalau dia (wisman) tertarik, tunjukin map di HP, saya beraniin lagi ngomong 'you can try to me with tuk-tuk'. Dia tertarik, tinggal negosiasi harga," sambung Johan.
Johan bercerita, dirinya sudah bekerja sebagai sopir bajaj sejak 2017. Namun, ia baru mangkal di Monas, Jakarta Pusat, awal 2023.
Sebelumnya, ia kerap mangkal di daerah Tanah Abang. Namun, sejak pasar itu sepi pengunjung, Johan memutuskan untuk mengitari Ibu Kota mencari penumpang.
Ketika melintasi kawasan Monas, ia melihat bahwa di sana ramai wisatawan sehingga memutuskan untuk mulai mencari penumpang di sana.
"Saya di pintu Monas Selatan, di patung kuda. Sejak di Monas sering angkut wisatawan, tapi kalau Minggu orang-orang yang CFD (car free day)," terang Johan.
Jika dibandingkan dengan Tanah Abang, Johan bisa mendapatkan lebih banyak penumpang di Monas.
"Kalau wisatawan lokal, sering angkutnya bukan wisatawan Jabodetabek tapi orang luar daerah," kata dia.
Modal belajar di sekolah
Johan mengaku bahwa dirinya berbicara bahasa Inggris dari modal belajar selama sekolah hingga tingkat SMA. Namun, kemampuan berbahasa Inggris itu awalnya tak dia tonjolkan.
Saat mangkal di Tanah Abang, Johan juga pernah mendapatkan penumpang WNA, tetapi ia masih belum berani menunjukkan kemampuannya dalam berbahasa Inggris.
Saat itu ia masih merasa bingung tentang apa yang perlu dibicarakan. Alhasil, Johan hanya mengantarkan orang asing itu tanpa bersuara.
"Bulenya saya bawa, tapi saya diemin. Saya mikir, enggak ada yang bisa saya tunjukin," jelas dia.
Namun, sejak mangkal di kawasan Monas, Johan baru memberanikan diri untuk mengajak WNA berinteraksi dengan bahasa Inggris.
Dengan modal sapaan berbahasa Inggris, Johan sudah mengangkut ratusan wisman. Mereka datang dari beragam negara, di antaranya Belanda, Belgia, Filipina, Perancis, dan Malaysia.
Rata-rata, tujuan favorit mereka adalah Kota Tua dan Glodok. Namun, untuk wisman asal Belanda dan sudah berusia, mereka senang mengunjungi area makam Belanda.
"Belum tentu juga apa yang saya omongin benar bahasa Inggris-nya. Harapan saya bulenya ngerti, tapi sejauh ini enggak pernah ada miskomunikasi," ujar Johan.
Sering dapat oleh-oleh
Johan mengaku bahwa ia kerap mendapat oleh-oleh dari turis asing yang menaiki bajajnya.
Hadiah itu sering dia terima sejak berani mengobrol menggunakan bahasa Inggris dengan turis asing.
"Baru kemarin (Senin (16/10/2023) antar orang Meksiko, saya dikasih hadiah sama dia," kenang Johan.
Johan berujar, turis Meksiko itu ingin berkunjung ke Pasar Antik Jalan Surabaya setelah mengunjungi Monas.
"Saya ajak ngobrol sebisanya, dan dia merasa nyaman. Lalu saya dikasih hadiah sama dia, uang koin Euro," ungkap Johan.
Koin Euro bukanlah oleh-oleh pertama Johan dari wisatawan mancanegara.
Masih ada hadiah lain yang ia terima, termasuk uang Peso dari wisman lainnya yang berasal dari Meksiko dan Baht dari wisman asal Thailand. Bahkan, ia juga pernah diberi keju Belanda.
Namun, hadiah yang saat ini masih dipegang Johan hanyalah koin Euro. Beberapa uang asing yang dia terima sudah ditukar ke rupiah.
"Ada yang sudah ditukar ke money changer," jelas dia.
Kendati demikian, Johan tidak berharap mendapat hadiah apa pun dari wisman yang ia angkut. Ia hanya berharap pelayanan yang diberikan memuaskan.
"Saya enggak berharap dikasih barang-barang. Yang penting, saya beri pelayanan yang baik dan ajak mereka ngobrol," kata dia.
(Tim Redaksi: Nabilla Ramadhian, Ihsanuddin, Jessi Carina)
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/10/18/12072651/nasib-mujur-sopir-bajaj-asal-cakung-sering-jadi-tour-guide-turis-asing