Untuk diketahui, Fahrizal merupakan satu dari total 12 mahasiswa yang ditangkap polisi saat akan berunjuk rasa dalam rangka sembilan tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Enggak diapa-apain, diperlakukan dengan baik. Diberi makan juga," ungkap Fahrizal kepada Kompas.com, Jumat.
Kendati begitu, Fahrizal tidak tahu apa alasan polisi menahan ia dan 11 mahasiswa lainnya.
Usai ditangkap, mereka dibawa ke Polsek Menteng, Jakarta Pusat.
"Kurang tahu (alasan ditangkap), turun dari Stasiun Gondangdia diamanin, diperiksa barang-barangnya," jelas Fahrizal.
Adapun Fahrizal dan 11 mahasiswa lain yang ditangkap telah dibebaskan oleh polisi.
"Sudah dikembalikan (orang yang ditangkap) karena dari siang jam 12-an atau jam 11-an sudah diamankan dan sudah dimintai keterangan," jelas Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal (Irjen) Karyoto saat ditemui di lokasi unjuk rasa, Jumat.
Karyoto menjelaskan, penangkapan dilakukan sebagai bentuk antisipasi keamanan dari kepolisian.
Pasalnya, polisi mendapat informasi tentang adanya penyusup yang berpotensi membuat rusuh.
Penangkapan 12 mahasiswa itu bukan tanpa alasan lantaran polisi melihat ada yang berbeda dari gelagat mereka.
"Kalau seseorang yang mau unjuk rasa bawaannya mungkin hanya ikut komando. Mungkin bawa spanduk dan lain-lain," ucap Karyoto.
"Kalau sudah bawa odol. Itu sudah mempersiapkan untuk mengurangi rasa sakit gas air mata. Berarti anak-anak ini punya niat-niat yang tidak baik. Ya, kami amankan saja untuk tidak demo," kata dia lagi.
Tak hanya itu, Karyoto mengatakan ada beberapa dari massa yang hendak unjuk rasa ini ternyata masih di bawah umur. Ia memperkirakan mereka adalah anak-anak yang masih di tingkat SMP dan SMA.
"Tentunya kan seharusnya dia belum saatnya. Dan dia tidak tahu apa yang sedang disampaikan kepada pemerintah atau apa. Itu kan perlu kedewasaan dalam berpikir," ucap Karyoto.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/10/20/22545091/ditangkap-polisi-saat-akan-demo-di-patung-kuda-fahrizal-enggak-diapa