Salin Artikel

Kisah di Balik Rumah Tempat Ledakan di Setiabudi, Bom Pernah Meledak di Sebelahnya 22 Tahun Lalu

Walau saat ini kepolisian masih mendalami, apa dan dari bagaimana sebenarnya ledakan terjadi, namun warga sekitar meyakini bahwa ledakan itu adalah sisa dari bom yang pernah meledak pada 2001.

Bukan tanpa alasan, mereka yang sudah tinggal sejak lebih dari 20 tahun lamanya di lingkungan itu, melihat langsung bagaimana perjalanan rumah TKP ini.

Awalnya, rumah itu adalah sebuah lahan kosong yang bersebelahan langsung dengan TKP ledakan bom 2001 dan kini menjadi bangunan seperti sekarang.

Berikut Kompas.com rangkum informasi seputar asal-usul bangunan itu.

Bersebelahan dengan TKP ledakan bom 2001

Jauh sebelum ledakan terjadi pada Rabu lalu, rupanya 22 tahun silam juga pernah terjadi ledakan bom di sebelah bangunan ini. Tepatnya berasal dari asrama Aceh yang kini sudah menjadi Wisma Taman Iskandar Muda Jakarta.

Menurut seorang warga bernama Hariyanto (65) ledakan yang terjadi 22 tahun lalu itu cukup besar, bahkan lebih besar dari ledakan yang terjadi pada Rabu kemarin.

Saking besarnya, dia menyaksikan mahasiswa asal Aceh yang terlibat dalam perakitan bom itu tewas dalam keadaan mengenaskan.

"Persis kayak 2001, tapi 2001 itu kan (bom) rakit, tapi memang baru tahu itu tempat perakitan ketika bomnya sudah meledak. Awalnya enggak ada yang tahu itu teroris. Tahunya itu cuma tempat tinggal mahasiswa Aceh," kata Hariyanto saat berbincang dengan Kompas.com di sekitar TKP pada Senin (23/10/2023) sore.

"Yang meninggal berapa itu, pokoknya yang rakit meninggal semua," ujar pria itu sembari mengorek ingatan di masa lampau.

Selain Hariyanto, seorang marbot masjid bernama Maryono (72) yang sudah menjaga masjid di seberang TKP sejak 1984 juga mengatakan hal serupa.

Benar, kata dia, wisma yang ada di sebelah TKP ledakan itu adalah saksi bisu dahsyatnya ledakan bom rakitan 2001 lalu.

"2001 itu kan rumahnya sebelah tempat kejadian kemarin sebelahnya kan asrama Aceh, dari zaman dulu memang sudah ada itu. Kemudian hari Kamis saya lupa bulannya, tapi harinya saya ingat itu Kamis, ada bom meledak, enggak tahu itu sedang merakit atau gimana, banyak juga yang jadi korban," tutur dia kepada Kompas.com.

Dulunya lahan kosong

Ternyata, sebelum menjadi bangunan setengah jadi seperti sekarang, TKP ledakan ini dulunya hanya sepetak lahan kosong yang ditanami pohon pisang.

"Kan yang sebelah kejadian kemarin, itu dulunya kebun pisang," ujar Maryono.

"Entah (bomnya) dibuang atau dikubur, mungkin yang meledak kemarin bisa juga dikubur yang dari rakitan itu," lanjut dia lagi

Inilah yang membuat Hariyanto dan Maryono yakin, ledakan kemarin merupakan sisa bom rakitan yang ditanam oleh para pelaku 2001 di masa itu.

"Ini masih kebun kosong. Mungkin yang bom kemarin bisa jadi sisa-sisa bom yang ditanam, sisa dari sebelah," tambah Hariyanto dalam wawancara berbeda.

Pernah ditinggali PKL

Sekitar sepuluh tahun silam, Hariyanto bercerita, di atas lahan kosong ini dibangunlah rumah yang bentuknya persis seperti yang dilihat sekarang.

Bangunan itu tak dirampungkan dan dibiarkan kosong hingga kerap dijadikan tempat istirahat bagi para pedagang kaki lima yang berjualan di sekitar Taman Tangkuban Perahu.

"Pernah jadi tempat tinggal tukang ketoprak, tukang nasi goreng, tukang sayur. Tadinya ada dua tahun lah diisi sama tukang-tukang dagang. Yang nempatin tukang dagang," kata Hariyanto.

Bangunan itu didirikan oleh seorang bernama Ilham yang merupakan orang Padang, selaku pemilik lama lahan itu.

Namun, setelah Ilham meninggal dunia, tanah beserta bangunan itu dijual kepada pemilik baru.

"Pak Ilham sudah meninggal orangnya, orang Padang. Terus sekarang sekitar delapan bulanan ini dibeli oleh Pak Aditia," papar Hariyanto.

Lalu, baru delapan bulan lamanya Aditia memiliki bangunan tersebut, ia pun hendak merenovasi rumah ini.

Namun nahas, dalam proses renovasi itu justru terjadi ledakan yang menewaskan seorang pekerja dan menyebabkan tiga lainnya terluka.

"Saya kasihannya juga sama yang punya. Sama Pak Aditia, terus mau dibangun ya ini meledak. Mau diterusin mau dirapihin. Baru delapan bulan sama yang punya," tutur Hariyanto seraya menghela nafasnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/10/24/09343541/kisah-di-balik-rumah-tempat-ledakan-di-setiabudi-bom-pernah-meledak-di

Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke