Salin Artikel

Order Makin Sepi, Pengemudi Ojol: Karena "Driver" Makin Banyak, yang Untung Aplikator

JAKARTA, KOMPAS.com - Cipto Yuda (47), salah satu pengemudi ojek online (ojol), mengeluhkan soal sepinya order beberapa waktu terakhir ini.

Menurut Cipto, setidaknya ada beberapa faktor yang menjadi penyebab sepinya order yang berdampak terhadap pendapat pengemudi ojol.

Salah satunya adalah semakin banyaknya orang yang mendaftar dan diterima sebagai pengemudi ojol.

"Regulasi penerimaan ojol enggak ada batasnya, unlimited, dia enggak ada kuota. (Seharusnya) misalnya Jakarta Utara kuotanya sekian. Nah ini enggak ada penetapan kuotanya," kata Cipto saat ditemui Kompas.com di Jalan Metro Kencana Raya, Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (25/10/2023).

Cipto menduga, perusahaan atau aplikator ojol memang sengaja menerima driver sebanyak-banyaknya karena hal itu tidak berpengaruh pada keuangan perusahaan. 

Status driver ojol sebagai mitra membuat perusahaan tak harus mengeluarkan uang untuk membayar gaji. 

Perusahaan justru diuntungkan dengan semakin banyaknya orang yang mendaftar sebagai ojol.

"Ya sudah, semaunya mereka (perusahaan). Makin banyak driver, ya keuntungan kan buat mereka," tutur Cipto melanjutkan.

Dengan tidak adanya penetapan kuota ini, Cipto menyebut tidak sedikit pekerja kantoran di Jakarta Utara menyambi jadi pengemudi ojol.

"Ya terkadang mereka selepas kerja, sambi jadi driver online. Carinya yang searah pulang atau gimana gitu," ucap Cipto.

Cipto mengungkapkan bahwa penyebab lain terjadinya penurunan order ini karena munculnya saingan baru sesama ojol dari perusahaan lain.

"Sekarang, kayak Maxim, In Driver, harganya kan di bawah, lebih murah. Mereka cenderung lari ke situ," kata Cipto.

Selain itu, Cipto juga merasa tersaingi karena kehadiran angkot JakLingko gratis.

"Ya regulasi pemerintahannya, regulasi sekarang, ya kita saingan satu, JakLingko. Oke JakLingko gratis, sedangkan masyarakat yang mampu juga pakai JakLingko. Mereka kan enggak bayar. Untuk jarak-jarak dekat, sudah pasti hilang," ungkap Cipto.

Tidak ingin omong kosong, Cipto menunjukkan hasil pekerjaannya selama dua pekan terakhir ini.

Dalam periode waktu tersebut, ayah dua anak itu paling banyak menyelesaikan sebanyak 7 order pada 13 Oktober 2023 dengan pendapatan kotor Rp 138.400.

Masih dalam periode waktu tersebut, Cipto rata-rata menyelesaikan pekerjaan dalam satu hari, yakni 3 order sampai 5 order saja.

Bahkan, ada beberapa hari dia hanya menyelesaikan 1 order saja.

"(Sekarang untuk 10 orderan dalam 1 hari) susah banget. Nih kalau pengin lihat. Paling mentok 7 atau 8 orderan," ujar Cipto sambil menggaruk kepala dan tertawa.

Sejak 2018 menjadi pengemudi ojek online, Cipto merasa kondisi sekarang yang terparah.

Oleh karena itu, ia menyimpulkan bahwa pekerjaan driver ojek online bukan lagi profesi yang menjanjikan.

“Sudah enggak menjanjikan. Dulu mah dapatkan Rp 500.000 sehari, merem. Karena saking banyaknya orderan dan bonus-bonus. Sekarang buat dapat bonus saja sulit, orderannya saja enggak ada,” imbuh Cipto.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/10/26/15002801/order-makin-sepi-pengemudi-ojol-karena-driver-makin-banyak-yang-untung

Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Megapolitan
Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Megapolitan
Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Megapolitan
Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Megapolitan
Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Megapolitan
Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke