Langkah itu dipilih oleh Cipto lantaran ia ingin beralih profesi menjadi pengemudi ojek online (ojol).
Saat itu, Cipto mengaku tergiur dengan penghasilan ojol yang bisa mengantongi uang hingga Rp 500.000 dalam sehari.
“Bukan PHK (pemutusan hubungan kerja), mengundurkan diri. Waktu itu kan ojek online, satu hari saja bisa Rp 100.000 - Rp 500.000,” kata Cipto saat berbincang dengan Kompas.com di Jalan Metro Kencana Raya, Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (25/10/2023).
Cipto mengaku bahwa gaji yang didapatnya saat masih menjadi kepala gudang mencapai Rp 5.000.000 per bulan.
Namun, saat menjadi kepala gudang ia tak mendapatkan uang lembur meski tetap harus masuk kerja pada akhir pekan.
Penghasilan menurun akibat sepi orderan
Ketika baru menekuni profesi sebagai ojol, Cipto merasa kerasan karena mendapat penghasilan sesuai harapan.
Sayangnya, lambat laun penghasilannya terus menurun lantaran orderan yang semakin sepi.
“(Dulu) orang yang menyambi saja bisa dapat Rp 150.000 dalam satu hari. Makanya saya putuskan untuk mengundurkan. Eh sekarang ojek online malah ‘nyungsep’,” ucap Cipto.
Tak ingin dianggap omong kosong, Cipto menunjukkan hasil pekerjaannya selama dua pekan terakhir.
Dalam kurun waktu tersebut, orderan paling banyak yang berhasil ia dapatkan dalam sehari ada tujuh, yakni pada 13 Oktober 2023 dengan pendapatan kotor Rp 138.400.
Masih dalam kurun waktu dua pekan terakhir, rata-rata Cipto mendapatkan tiga sampai lima orderan dalam satu hari. Namun, ada beberapa hari dia hanya menyelesaikan satu orderan saja.
"(Sekarang untuk 10 orderan dalam 1 hari) susah banget. Nih kalau pengin lihat. Paling mentok 7 atau 8 orderan," ujar Cipto sambil menggaruk kepala dan tertawa.
Sejak menjadi pengemudi ojol dari 2018, Cipto merasa sepinya orderan saat ini adalah yang terparah.
Menurut dia, salah satu faktor yang menyebabkan orderannya menurun adalah karena kehadiran angkot JakLingko gratis.
"Ya regulasi pemerintahannya, regulasi sekarang, ya kita saingan satu, JakLingko. Oke JakLingko gratis, sedangkan masyarakat yang mampu juga pakai JakLingko. Mereka kan enggak bayar. Untuk jarak-jarak dekat, sudah pasti hilang," ungkap Cipto.
Cipto menambahkan, penyebab lain turunnya orderan karena daya saing sesama rekan seprofesinya dari perusahaan lain.
"Berat. Sekarang, kayak Maxim, In Driver, harganya kan di bawah, lebih murah. Mereka cenderung lari ke situ," ujar Cipto.
"Cuma, sekarang daya belinya sudah pada turun kalau saya lihat. Karena karyawan juga banyak yang jadi driver online juga, sambi," tutur Cipto.
Pekerjaan driver ojol sudah tidak menjanjikan
Sejak menjadi pengemudi ojol pada 2018, Cipto merasa kondisi sekarang ini adalah yang terparah.
Oleh sebab itu, ia berpendapat bahwa pekerjaan driver ojek online bukan lagi profesi yang menjanjikan.
“Sudah enggak menjanjikan. Dulu mah dapatkan Rp 500.000 sehari, merem. Karena saking banyaknya orderan dan bonus-bonus. Sekarang buat dapat bonus saja sulit, orderannya saja enggak ada,” imbuh Cipto.
(Tim Redaksi: Baharudin Al Farisi, Ihsanuddin)
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/10/26/22202721/kegetiran-cipto-rela-resign-sebagai-kepala-gudang-demi-jadi-ojol-tapi