Salin Artikel

Kisah Alfin Tofler, Wartawan yang Beralih Jadi Fotografer Lanskap

Maklum, dia akan menjadi pembicara workshop yang diagendakan dalam Doss Vaganza, sebuah eksebisi untuk para fotografer dan videografer memamerkan bakat mereka dari 2-5 November 2023.

Di sela-sela kegiatannya siang itu, Alfin menyempatkan diri menyapa Kompas.com. Kami mulai berbincang mengenai perjalanan kariernya sebagai fotografer pada tahun 2012.

Alfin bercerita, kala itu dia masih bekerja sebagai reporter kanal bisnis di sebuah media online. Dia bermodalkan kamera DSLR Nikon D90.

"Reporter bisnis kan kerjaannya mutar-mutar ke sini ke situ. Jadi kayak sayang kalau enggak foto. Ya sudah, beli kamera, coba-coba, dan ketagihan," kata Alfin saat berbincang dengan Kompas.com.

Kepercayaan diri Alfin semakin tumbuh ketika dirinya ikut pelatihan foto dan mendapatkan pujian dari atasannya.

"Dia (atasan) bilang, 'lo bagus nih, fotonya', gitu," celetuk Alfin.

Serius jadi fotografer lanskap

Pada tahun 2017, Alfin "menggantung ID pers"-nya dan beralih profesi menjadi fotografer penuh waktu.

Dia bekerja menjadi fotografer sekaligus pelatih di sebuah perusahaan toko kamera selama dua tahun.

Kemudian, Alfin kembali membuka lembaran baru dan mendirikan usaha sendiri jelang akhir tahun 2019.

"Bikin usaha photography trip. Market gue tuh teman-teman yang hobi fotografi lanskap, jadi travel tapi (temanya) fotografi," ujar dia.

Sebagai fotografer lanskap berbasis di Ibu Kota, ada tantangan tersendiri bagi Alfin. Yakni, langit Jakarta yang cenderung berwarna kelabu.

"Langit dan polisi jadi problemnya kalau moto di Jakarta dibanding kota-kota lain. Terlihat jelas di kamera, ya ampun!" keluh dia.

Kondisi itu semakin parah ketika Jakarta memasuki musim kemarau. Sebab, tak ada hujan yang bisa menyapu langit agar kembali biru.

"Landscape-an di Jakarta susah. Pagi kelabu, siang kelabu, sore apalagi—gelap!" seru Alfin sambil tertawa.

Sayangnya, tak ada solusi konkret selain menunggu hujan datang. Hal ini membuat Alfin menjadi pribadi yang lebih sabar.

"Tunggu hujan, mau enggak mau. Misal, jam tiga hujan pasti bagus, tuh. Berangkat, dah! Tapi ya, biasanya lihat prakiraan cuaca. Kalau hazy (mendung) atau gimana, bisa mengandalkan itu," sambung dia.

Selain kondisi langit, izin memotret juga bisa menjadi salah satu kendala terbesar bagi Alfin.

"Izin agak repot. Di luar negeri, di depan gedung taruh tripod juga enggak apa-apa. Kalau di sini ditanyain, 'ngapain, mas?'," tutur Alfin, menirukan suara petugas.

Icip-icip genre jadi saran bagi pemula

Bagi fotografer muda, Alfin menyarankan agar mencoba segala genre yang ada. Meski, kepribadian juga bisa jadi menjadi penentu genre foto seseorang.

"Gue yakin kepribadian orang menentukan genre (foto) yang dia pilih. Buat gue pribadi, lo harus nyoba semuanya dulu," ujar dia.

"Kadang juga ditentukan rezeki. Misal ibu-ibu arisan minta tolong fotoin, kalau rezekinya di situ ya sudah fotonya ibu arisan terus," sambung Alfin.

Mulai dari icip-icip segala objek foto, nanti seiring berjalannya waktu fotografer pemula akan melihat genre apa yang sesuai dengan kepribadiannya.

Terkhusus untuk fotografer lanskap yang masih iseng-iseng, Alfin memberi tips bahwa sosial media bisa menjadi tangga menuju 'kenaikan kelas'.

Sebagai contoh, memotret pesepeda saat Car Free Day. Sang fotografer bisa mengalungkan username sosial media portfolionya di depan dada.

"Tulis akun Instagram, misalnya. Nanti lo unggah foto yang ada watermarknya. Kalau pelari yang lo foto mau versi resolusi tingginya, tinggal DM (direct message) ke lo, bayar," papar dia.

Untuk satu foto, bisa dihargai sekitar Rp 70.000. Kalau dua foto sekitar Rp 100.000.

"Biasanya ada paketan," celetuk Alfin.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/11/03/20532981/kisah-alfin-tofler-wartawan-yang-beralih-jadi-fotografer-lanskap

Terkini Lainnya

Jukir Minimarket: Jangan Main Ditertibkan Saja, Dapur Orang Bagaimana?

Jukir Minimarket: Jangan Main Ditertibkan Saja, Dapur Orang Bagaimana?

Megapolitan
Rubicon Mario Dandy Turun Harga, Kini Dilelang Rp 700 Juta

Rubicon Mario Dandy Turun Harga, Kini Dilelang Rp 700 Juta

Megapolitan
Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor Ditembak Polisi karena Melawan Saat Ditangkap

Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor Ditembak Polisi karena Melawan Saat Ditangkap

Megapolitan
Warga Cilandak Tangkap Ular Sanca 4,5 Meter yang Bersembunyi di Saluran Air

Warga Cilandak Tangkap Ular Sanca 4,5 Meter yang Bersembunyi di Saluran Air

Megapolitan
Dijanjikan Diberi Pekerjaan Usai Ditertibkan, Jukir Minimarket: Jangan Sekadar Bicara, Buktikan!

Dijanjikan Diberi Pekerjaan Usai Ditertibkan, Jukir Minimarket: Jangan Sekadar Bicara, Buktikan!

Megapolitan
Soal Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pengamat Pendidikan : Kegiatan 'Study Tour' Harus Dihapus

Soal Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pengamat Pendidikan : Kegiatan "Study Tour" Harus Dihapus

Megapolitan
FA Nekat Bunuh Pamannya Sendiri di Pamulang karena Sakit Hati Sering Dimarahi

FA Nekat Bunuh Pamannya Sendiri di Pamulang karena Sakit Hati Sering Dimarahi

Megapolitan
Minta Penertiban Juru Parkir Liar Dilakukan secara Manusiawi, Heru Budi: Jangan Sampai Meresahkan Masyarakat

Minta Penertiban Juru Parkir Liar Dilakukan secara Manusiawi, Heru Budi: Jangan Sampai Meresahkan Masyarakat

Megapolitan
Tabrak Separator 'Busway' di Buncit, Pengemudi: Ngantuk Habis Antar Katering ke MK

Tabrak Separator "Busway" di Buncit, Pengemudi: Ngantuk Habis Antar Katering ke MK

Megapolitan
Pemkot Depok Janji Usut Tuntas Insiden Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana di Subang

Pemkot Depok Janji Usut Tuntas Insiden Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana di Subang

Megapolitan
Dibawa ke Pamulang untuk Kerja, FA Malah Tega Bunuh Pamannya

Dibawa ke Pamulang untuk Kerja, FA Malah Tega Bunuh Pamannya

Megapolitan
Dishub DKI Bentuk Tim Gabungan untuk Tertibkan Parkir Liar

Dishub DKI Bentuk Tim Gabungan untuk Tertibkan Parkir Liar

Megapolitan
Pegawai Minimarket di Palmerah Akui Banyak Pelanggan yang Protes karena Bayar Parkir

Pegawai Minimarket di Palmerah Akui Banyak Pelanggan yang Protes karena Bayar Parkir

Megapolitan
Dituduh Sering Tebar Ranjau, Tukang Tambal Ban di MT Haryono Diusir Warga

Dituduh Sering Tebar Ranjau, Tukang Tambal Ban di MT Haryono Diusir Warga

Megapolitan
Lalu Lintas di Buncit Sempat Macet Imbas Mobil Tabrak Separator 'Busway'

Lalu Lintas di Buncit Sempat Macet Imbas Mobil Tabrak Separator "Busway"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke