Salin Artikel

Fakta-fakta ASN BNN Pukul Kepala Pengendara Motor di Cawang Pakai Pistol

Video cekcok Damaris dengan Diki di depan RS UKI Cawang, Jalan Mayjen Sutoyo, Cawang, Jakarta Timur, Senin (6/11/2023) pun viral di dunia maya.

Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut fakta-fakta ASN BNN yang memukul kepala pengendara motor yang dirangkum Kompas.com pada Kamis (9/11/2023):

1. Anggota BNN RI

Kepala Biro Humas dan Protokol BNN RI Brigjen Sulistyo Pudjo Hartono mengakui bahwa Damaris merupakan seorang anggota BNN RI, dan ia terlibat cekcok dengan Diki pada Senin sekitar pukul 09.00 WIB.

Kemacetan yang terjadi di depan Kodam Jaya adalah pemantik keributan antara keduanya.

"Benar bahwa terjadi kejadian pada pukul 09.00 WIB pada Senin. Anggota BNN atas nama Pahala Damaris Tambunan, saat berangkat ke kantor, kebetulan di sekitaran depan Kodam sangat macet," kata dia dalam keterangan video yang dikirim BNN RI, Rabu (8/11/2023).

2. Sempat dikira anggota Kopassus

Damaris sempat dikira sebagai anggota TNI dari kesatuan Kopassus karena sempat mengaku tinggal di Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Pudjo pun membenarkan Damaris adalah warga Cijantung.

"Saudara Pahala menyampaikan, 'Saya tinggal di Cijantung'. Betul, saudara Pahala penduduk Kalisari, Cijantung," kata dia.

Anggapan Damaris diduga merupakan anggota TNI dari kesatuan Kopassus bermula dari sebuah unggahan akun Instagram @jurnalispmj pada Senin.

Unggahan itu mencakup video dan sejumlah foto yang merekam cekcok antara Damaris dan Diki.

Dalam caption yang menyertai video keributan antara Diki dan Damaris, Diki menyebutkan Damaris mengaku sebagai anggota TNI dari satuan Kopassus.

Caption itu lantas membuat geger warganet yang membanjiri kolom komentar unggahan itu.

3. Bukan serempetan

Mulanya, cekcok antara Damaris dan Diki diduga karena mereka serempetan di tengah kemacetan.

Namun, Pudjo mengungkapkan, cekcok terjadi karena Damaris menegur para pengendara motor yang melawan arus.

Pagi itu, Damaris sedang melintas dengan motornya dari arah PGC menuju Gedung BNN.

Kemudian, ia berpapasan dengan pengendara motor lainnya yang berlawanan arah. Mereka hendak menuju PGC dari Cawang.

Menurut Damaris hal tersebut tidak hanya membahayakan dirinya, tetapi juga pengendara motor lainnya.

"Kemudian, dia tegur keras kepada yang lawan arah. Dari arah belakang, ada seseorang tidak dikenal yang kemudian diketahui bernama Diki," ujar Pudjo.

"Diki menegur yang bersangkutan, 'Bang jangan keras-keras, itu orang yang sudah tua'. Kemudian, yang bersangkutan membalas dan terjadi debat," sambung Pudjo.

4. Korban tendang motor pelaku

Usai Diki menegur Damaris yang menegur pengendara motor lain, mereka terlibat adu mulut. Usai berdebat sambil mengendarai motor masing-masing, Diki menendang motor Damaris.

Diki lalu menepi dan berhenti di depan RS UKI Cawang. Ia mencopot helm dan Damaris menghampirinya.

5. Dipukul pakai pistol dinas

Saat keduanya sudah saling berhadapan, adu mulut kembali terjadi.

Lalu, Damaris mengeluarkan senjata api (senpi) dinas miliknya untuk memukul dahi Damaris menggunakan gagangnya.

Setelah itu, sambung Pudjo, Damaris mengatakan bahwa ia tinggal di Cijantung.

6. Dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Timur

Pada Senin malam, Diki dan keluarganya datang ke rumah Damaris. Mereka berniat untuk melaporkan Damaris ke Polres Metro Jakarta Timur.

Menerima kabar itu, atasan Damaris langsung ke kantor polisi untuk mengecek keadaan.

"Dan terjadi kesepakatan antara Damaris dengan Diki, dengan surat kesepakatan damai dan Diki diobati Damaris di RS Polri, dengan ditemani atasan yang bersangkutan (Damaris)," ucap Pudjo.

7. Berakhir dengan damai

Dalam video yang Kompas.com terima dari pihak BNN, Selasa (7/11/2023), Damaris sudah dipertemukan dengan Diki di Mapolres Metro Jakarta Timur.

Plt. Direktur Narkotika Kombes Guntur Aryo Tejo turut hadir mendampingi Damaris dan Diki.

Dalam video itu, Damaris menyampaikan permintaan maaf atas perbuatannya kepada Diki.

"Saya, Pahala Damaris Tambunan, dengan ini menyatakan permohonan maaf terhadap tindakan yang saya lakukan terhadap Saudara Diki," ujar dia.

Damaris juga mengaku bersalah dan siap bertanggung jawab terhadap perbuatannya.

Sementara itu, Diki merespons permintaan maaf Damaris dan langsung memaafkannya.

Diki juga mengklarifikasi pernyataannya dalam caption yang menyertai video keributan antara dirinya dan Damaris.

"Dan yang menyebutkan anggota Kopassus itu ternyata tidak benar. Demikian klarifikasi dari saya, terima kasih," ucap dia.

Setelah Diki merespons permintaan maaf Damaris, keduanya berjabat tangan sambil tersenyum.

Keduanya memang sudah berdamai. Namun, Pudjo menegaskan, kasus akan diproses secara internal.

"Kasus ini juga akan diproses oleh inspektorat untuk dilihat sampai tingkat mana pelanggaran. Tapi, secara umum ada kesepakatan untuk tidak dibawa ke arah jalur hukum," pungkas Pudjo.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/11/09/08464061/fakta-fakta-asn-bnn-pukul-kepala-pengendara-motor-di-cawang-pakai-pistol

Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke