Salin Artikel

Cerita Aung Menghidupi Lima Anak dari Berjualan Roti Legendaris Tan Ek Tjoan Selama 34 Tahun

JAKARTA, KOMPAS.com - Di bawah sinar mentari terik, Sam Un' (59) menyiapkan kembalian untuk seorang pelanggan yang baru saja membeli roti jualannya di depan Taman Ismail Marzuki, Menteng, Jakarta Pusat.

Saat dihampiri, pria yang akrab disapa Aung itu mengaku telah berjualan roti legendaris TET (Tan Ek Tjoan) selama 34 tahun terakhir.

Penghasilannya tak seberapa, hanya sekitar Rp 100.000-150.000 sehari. Namun, dia berhasil menyekolahkan lima orang anaknya hingga kini dikaruniai enam cucu.

"Enggak punya pendidikan saya. Alhamdulillah jualan roti ini bisa buat makan dan menyekolahkan anak," kata Aung kepada Kompas.com, Selasa (14/11/2023).

Optimistis dapat rezeki

Dalam kesehariannya, Aung memulai hari dari Bogor, Jawa Barat. Setelah itu, dia berangkat ke Jakarta untuk mengambil gerobak jualannya di daerah Kwitang, Senen, Jakarta Pusat.

"Saya mulai jualan jam 09.00 atau 09.30, lah. Pulang jam 19.30 atau 20.00 WIB," ujar Aung.

Biasanya, Aung mangkal dari pukul 10.00 hingga 14.00 WIB di TIM. Setelah itu, dia kembali mendorong gerobaknya dan berhenti di daerah Jalan RP Soeroso, Cikini dekat supermarket Hero.

Setiap harinya, dia membawa sekitar 100-150 bungkus roti berbagai rasa dan 15-20 roti tawar. 

"Bawa segitu biar habis. Pasti habis (kalau bawa segitu)," celetuk dia.

Di tengah gempuran era digital dan banyaknya saingan, Aung mengaku tidak merasa kesulitan saat berdagang. Menurutnya, rezeki sudah ada yang mengatur.

Bahkan, Aung merasa lebih mudah dan nyaman untuk berjualan di masa kini ketimbang puluhan tahun lalu saat pertama kali memulai.

"Mau ada saingan atau enggak, sama saja. Rezeki sudah diatur. Optimis saja," imbuh Aung.

"Enakan jualan sekarang enggak (perlu) keliling. Sekarang tinggal nongkrong saja pembeli datang. Kalau dulu capek keliling sampai Sunter, Jakarta Utara," sambung dia.

Roti gambang jadi favorit

Di antara beragam varian roti TET, Aung mengatakan roti gambang jadi favorit khalayak.

"Roti gambang paling banyak dicari. Sudah enggak salah, itu. Ada dua macam, yang rasa keju Rp 10.000, lalu original Rp 8.000," tutur Aung.

Saking lakunya, Aung membawa sekitar 30 roti gambang setiap harinya. Padahal, roti varian lain hanya 10-15 bungkus saja.

"Boleh dicoba, karena roti TET sudah punya nama. Sudah buka sejak 1921," ucap Aung.

Untuk diketahui, roti TET (ROTITET) adalah kepanjangan dari "Roti Tan Ek Tjoan" yang berpusat di Jakarta. 

Mulanya, bisnis ini bernama Tan Ek Tjoan dan berpusat di Kota Bogor, Jawa Barat.

Lantaran pecah kongsi, kini kedua cucu Tan Ek Tjoan melanjutkan bisnis keluarga itu dengan cara berbeda yakni menggunakan merk ROTITET di Jakarta, dan Roti Tan Ek Tjoan di Bogor.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/11/19/19003861/cerita-aung-menghidupi-lima-anak-dari-berjualan-roti-legendaris-tan-ek

Terkini Lainnya

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Megapolitan
PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

Megapolitan
Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Megapolitan
Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Megapolitan
Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Megapolitan
Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Megapolitan
Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Megapolitan
KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

Megapolitan
Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Megapolitan
Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Megapolitan
3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

Megapolitan
Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Megapolitan
Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras 'Limit Paylater' hingga Rp 10 Juta

Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras "Limit Paylater" hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke