Evi menuturkan, kedua belah pihak telah sepakat untuk menyelesaikan permasalahan secara baik-baik.
"Kalau dari saya pribadi saya ikhlas memaafkan mereka dengan harapan mereka tidak melakukan hal seperti itu di kemudian hari dan di manapun," ujar Evi saat ditemui di SDN XVI Kayuringin Jaya, Bekasi Selatan, Senin (27/11/2023).
Evi mengatakan, para pelaku yang merundung anaknya telah meminta maaf secara langsung dan mengaku menyesal atas perbuatan mereka.
"Saya melihat dari mereka (para pelaku) memang menyesal dari kejadian ini. Saya harapkan mereka bisa merangkul adik-adik yang SD," imbuhnya.
Evi memahami bahwa hal yang terjadi pada anaknya berawal dari candaan, tetapi ia menilai candaan itu tidak sebanding antar pelajar SD dan SMA.
"Mungkin bercanda awalnya, tapi ternyata itu enggak sebanding bercandanya, setelah dibicarakan, mereka (pelaku) sudah berjanji untuk tidak melakukan itu lagi," imbuhnya.
Evi berharap dari peristiwa ini, anaknya juga mendapat pelajaran berharga supaya tidak lagi terjadi hal serupa di kemudian hari.
Ia mengatakan, kondisi anaknya sekarang dalam keadaan baik meskipun sempat muntah setelah badannya diputar-putar pelaku.
Untuk diketahui, peristiwa perundungan bermula dari permainan sepak bola antara tujuh pelajar SMA dan 10 siswa SD di lapangan Kayuringin, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jumat (24/11/2023).
Namun, permainan itu berakhir dengan kekalahan anak SMA, skor 2-9.
Pelajar SMA itu lalu mengejek para siswa SD. Badan korban diputar-putar dan juga diolok-olok.
Aksi yang mengarah ke perundungan itu direkam oleh salah satu pelaku, lalu tersebar di media sosial dan menjadi pembicaraan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/11/28/13404471/pelajar-sma-bully-siswa-sd-di-bekasi-orangtua-korban-saya-ikhlas