JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pria berinisial DS (19) tewas usai dikeroyok dan dibacok oleh tiga orang di Rawa Terate, Cakung, Jakarta Timur, 9 Desember 2023 lalu.
Kapolsek Cakung Kompol Panji Ali Candra mengatakan, dua dari tiga pelaku masih dalam pencarian alias buron. Mereka adalah R dan P.
"Masih kami dalami (keberadaannya)," terang dia ketika dikonfirmasi, Selasa (26/12/2023).
Sementara itu, salah satu pelaku berinisial MR sudah diringkus sehari setelah kejadian, yakni pada 10 Desember 2023.
Sejak saat itu, R dan P masih dalam pengejaran.
Namun, Panji enggan mengungkapkan lebih lanjut terkait proses pengejaran, seperti titik terakhir keduanya terlihat berdasarkan keterangan dari sejumlah saksi.
"Khawatir (kabur) semakin jauh bila terekspos (proses pengejaran)," jelas dia.
Bermula dari tawuran
R, P, dan MR terlibat dalam aksi tawuran yang berujung pada pengeroyokan terhadap DS hingga korban tewas.
Pada 8 Desember 2023, MR sedang nongkrong dengan dua temannya sekitar pukul 23.30 WIB, yaitu U dan G.
Ketiganya dihampiri oleh rekan lainnya, J. Ia mengajak MR, U, dan G untuk tawuran bersama kelompok asal Pulo Jahe bernama RPZ.
Adapun, R dan P alias pelaku pengeroyokan yang masih buron adalah bagian dari kelompok itu.
"J mengajak untuk tawuran melawan kelompok Pedurenan atau Kairo pukul 03.30 WIB. Titik kumpulnya di depan pabrik es batu di Kawasan Industri Pulogadung," kata Panji.
Selanjutnya, MR berangkat bersama U dan G menggunakan motor milik U. MR sambil membawa sebilah celurit.
Setibanya di lokasi, mereka sudah ditunggu oleh kelompok RPZ. Pada 9 Desember 2023 pukul 03.30 WIB, mereka berangkat ke kawasan Rawa Terate.
Di sana, kelompok lawan sudah menunggu. MR, P, R, dan saksi berinisial I maju. Aksi saling serang dengan kelompok Kairo pun terjadi.
Beberapa saat kemudian, pergelangan tangan I terkena sabetan celurit dari kelompok lawan. Ketika I mundur karena lukanya, ada satu orang dari kelompok lawan yang maju untuk menyerang.
Ia membawa botol berisi air keras. Namun, ia diadang oleh MR yang hendak membacoknya. Anak tersebut kaget dan terjatuh.
"MR sudah saling kenal dengan anak itu sehingga tidak jadi membacok," kata Panji.
Dikeroyok dan dibacok
DS berasal dari kelompok Kairo. Saat melihat kawannya terjatuh, ia datang untuk membantunya.
Sambil memegang sebilah celurit, DS hendak membangunkan temannya meski gagal karena tubuhnya ditabrak oleh P dan R.
"Keduanya memegang sebilah celurit. Saat korban terjatuh, P langsung membacok paha kanannya," ungkap Panji.
Saat DS berusaha berdiri, ia kembali dibacok oleh MR pada lutut sebelah kanan. Lalu, R membacok paha kiri korban.
"Melihat korban terjatuh dan berdarah, kedua kelompok langsung melarikan diri," terang Panji.
Sebelum kabur, MR mengambil celurit milik DS yang tergeletak di sebelah tubuhnya. Kemudian, ia kabur bersama U dan G.
Akhir pelarian MR
Pada sore hari, U dan G menerima kabar bahwa DS telah meninggal karena pendarahan hebat. Mereka kabur ke Sawangan, Depok, menggunakan motor masing-masing.
Sementara MR, ia baru mengetahui usai mengontak U. Pelaku langsung menyusul naik kereta menuju Stasiun Lenteng Agung.
Di sana, MR dijemput oleh U dan G untuk bersembunyi. Namun, pelariannya berakhir pada 10 Desember 2023 dini hari.
"Sekitar pukul 04.00 WIB, MR diamankan bersama U dan G. MR mengaku telah membacok korban menggunakan celurit yang masih disimpan di rumahnya," Panji berujar.
Setibanya di rumah MR, Panji mengatakan bahwa pihaknya juga menemukan celurit milik DS.
"Tersangka bersama dua kawannya dibawa ke Polsek Cakung untuk proses hukum lebih lanjut," tutur dia.
"U dan G berstatus sebagai saksi karena keduanya tidak terlibat dalam perbuatan yang mengakibatkan korban meninggal," sambung Panji.
Atas perbuatannya, MR dikenakan Pasal 170 KUHP ayat 3 dengan ancaman hukuman penjara maksimal 12 tahun.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/12/26/22435211/pria-di-cakung-tewas-dikeroyok-dalam-tawuran-dua-pelaku-masih-buron