JAKARTA, KOMPAS.com - Bahaya kabel fiber optik yang semrawut dan menjuntai dalam posisi melintang di tengah jalan raya mengintai pengguna jalan sepanjang 2023.
Sebut saja Sultan Rif'at, mahasiswa yang lehernya terjerat kabel di Jalan Pangeran Antasari. Dampaknya tidak main-main, Sultan sampai membutuhkan alat bantu pernapasan di lehernya. Dia juga menjalani perawatan berbulan-bulan di RS Polri.
Korban lainnya adalah Akbar, pengendara yang terjerat kabel di Jalan KS Tubun. Nasib Akbar masih lebih baik karena dia mampu mengendalikan kendaraan saat lehernya terjerat kabel itu.
Namun ada juga yang sampai meninggal dunia. Nasib nahas itu menimpa Vadim yang mengalami kecelakaan di Palmerah karena menghindari kabel terjuntai.
Berikut rangkuman dari tiga kasus kecelakaan akibat kabel menjuntai di Jakarta:
Leher terjerat hingga tak bisa bicara
Mahasiswa Sultan Rif’at (21) terjerat kabel fiber optik di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan, 5 Januari 2023.
Kala itu, Sultan berangkat dari kediamannya di Bintaro bersama sejumlah teman SMA-nya dengan sepeda motor ke arah Jalan TB Simatupang. Lalu, belok kiri ke Jalan Pangeran Antasari.
Setelah melintas di Jalan Pangeran Antasari sepanjang satu kilometer, tiba-tiba ada mobil SUV yang berhenti di depan motor Sultan.
Mobil itu berhenti karena ada kabel fiber optik yang melintang di tengah jalan. Sopir SUV bergerak perlahan untuk melewati kabel menjuntai diduga salah perhitungan.
Menurut Ayah Sultan, Fatih, anaknya tak menyadari kabel tersebut menyangkut di bagian atap mobil.
“Karena kabel fiber optik terbuat dari serat baja, kabelnya jadi tidak putus saat tertarik beberapa meter. Kabel justru berbalik ke arah belakang dan menjepret leher anak saya,” tutur Fatih.
Akibat kecelakaan itu, Sultan mengalami luka di bagian leher. Dia kesulitan berkomunikasi, bahkan tak bisa bicara selama beberapa bulan.
Selain itu, dia juga tak bisa lagi bernapas melalui hidung dan mulut. Ia harus menggunakan alat bantu pernapasan yang dipasang di leher.
Setelah kasus yang menimpanya disorot oleh Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Sultan pun menjalani perawatan intensif di RS Polri Kramatjati.
Sultan menjalani sejumlah operasi hingga akhirnya diizinkan pulang dari RS Polri pada awal bulan Desember.
Terjerat kabel putus di Palmerah
Pengendara sepeda motor bernama Akbar (21) terjerat kabel saat melintas di Jalan KS Tubun, Palmerah, Jakarta Barat dari arah Rumah Sakit Pelni, 9 Agustus 2023.
Sebelumnya, dia telah melihat kabel itu putus. Namun, dia tetap melintas dan beruntung masih bisa mengendalikan laju kendaraannya agar tetap seimbang.
“Terasa kayak kaku begitu, tersangkut sampai leher ke belakang. Jadi tangan ke depan memegang stang, kabel tersangkut di leher,” ujar Akbar.
Adapun kabel putus di Jalan KS Tubun itu putus akibat sebuah truk kontainer. Sang sopir yang bernama Ali menjelaskan, dia melaju dari arah Rumah Sakit Pelni ke Tanah Abang.
Namun, dia tak melihat kabel-kabel itu menjerat truknya hingga putus. Ali juga mengaku menyetir dengan kecepatan standar.
“Memang sebelum kami lewat kan sudah kena. Sudah ada yang menabrak. Jadi, ketika kami lewat tahu-tahu korban sudah kena kabelnya,” tutur Ali.
Tewas menghindari kabel di Palmerah
Seorang pengendara ojek online bernama Vadim (38) tewas karena kecelakaan yang diduga saat menghindari kabel terjuntai di Palmerah, Jakarta Barat, 28 Juli 2023.
Petaka itu terjadi di Jalan Brigjen Katamso No 22 RT 003/RW 03, Palmerah. Tepatnya sekitar 200 meter dari gudang PT Djarum.
Kanit Gakkum Polres Metro Jakarta Barat AKP Agus Suwito mengatakan, korban mengarah ke Slipi dari Tanah Abang dalam kondisi jalanan yang gelap.
“Di situ ada sedikit kabel yang melintang. Diduga pengendara menghindari kabel tersebut sehingga terperosok ke kiri dan masuk ke trotoar,” ujar Agus.
Adapun Vadim sempat menjalani perawatan di rumah sakit. Namun, nyawanya tidak tertolong.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebenarnya telah berupaya untuk merapikan kabel-kabel di Jakarta. Rencananya, tidak ada lagi kabel-kabel semrawut di udara. Semua kabel harus dimasukkan ke dalam Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT) yang ada di bawah tanah.
Pemprov DKI sudah mulai memindahkan kabel-kabel itu. Meski demikian, masih ada kendala yang harus dihadapi. Belum semua wilayah memiliki SJUT sehingga bisa langsung dipindahkan kabelnya.
Kepala Bidang (Kabid) Prasarana dan Sarana Utilitas Dinas Bina Marga DKI Jakarta Samsul Bahri menjelaskan, pembuatan SJUT itu sampai saat ini masih dilakukan.
Hingga Agustus 2023, baru 10 titik kawasan di Jakarta Selatan yang sudah tersedia SJUT. Beberapa di antaranya kawasan Mampang Prapatan, Senopati, Jalan Suryo, Walter Mongonsidi, Cikajang, dan Pattimura.
"Ini masih berlanjut dari penugasan Pemda itu kan ada penugasan ke Jakpro sama Sarana Jaya untuk pembangunan SJUT," ucap Samsul.
Samsul mengatakan, Dinas Bina Marga DKI telah memerintahkan agar perusahaan pemilik kabel utilitas memindahkan kabel di udara ke bawah tanah atau SJUT yang sudah terbangun.
"Dan memang butuh waktu dan proses karena panjang kilometer yang sudah dibangun SJUT itu sekitar 24,5 kilometer. Kan itu masih terus berproses," ucap Samsul.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/12/31/17510011/kaleidoskop-2023-bahaya-juntaian-kabel-di-jalan-yang-mengintai-pengendara