Salah satu saksi bernama Hana (21) mengungkapkan, S dianiaya oleh anaknya saat sedang berjalan-jalan di sekitar permukimannya.
"Bapaknya didorong, tangannya sampai luka karena kecakar atau gimana. Bapaknya nunjukkin tangannya berdarah. Anaknya bilang, 'Bodo amat! Ayo pulang!'" ujar Hana di Cakung Timur, Cakung, Jakarta Timur, Selasa (23/1/2024).
Penganiayaan bermula saat JS menemukan ayahnya sedang melintas di gang tempat Hana bermukim.
Sekitar pukul 15.00 WIB, S yang baru saja bertegur sapa dengan Hana dan warga lainnya langsung dihampiri oleh JS.
Kemudian, JS menyuruh S untuk pulang. Awalnya, suara JS masih pelan meski cara bicaranya tegas.
S lantas menjawab bahwa dia ingin mengunjungi rumah adiknya dan akan pulang nanti. Namun, JS terus memaksa ayahnya untuk pulang.
S didorong-dorong oleh JS sejauh sekitar dua meter dari tempatnya berdiri, yakni dekat sebuah tiang listrik.
Saat didorong ke arah motor, S berpegangan pada jok motor itu. Ia menopang dirinya karena salah satu kakinya sedang pincang.
Hana menuturkan, JS masih menyuruh S untuk pulang dengan nada tinggi. Ia terus menyuruh ayahnya untuk segera beranjak dari lokasi itu tanpa menghiraukan kondisi kaki S.
"Dijawab sama bapaknya, 'Iya sebentar, pelan-pelan. Nanti pulangnya sama kamu'. Anaknya ngomong lagi, 'Ya udah pulangnya sama gua! Sekarang!' Bapaknya jawab, 'Iya sebentar'," ucap Hana.
JS kembali mendorong S hingga tangan korban terluka dan berdarah, tetapi sang putra tidak memedulikannya.
S menuruti perintah anaknya. Ia berjalan secara perlahan sambil menopang tubuhnya pada setang motor.
"Bapaknya pegangan setang motor. Mungkin anaknya enggak sabaran, langsung dipukul bapaknya sampai jatuh. Kami kaget," ungkap Hana.
Berdasarkan rekaman kamera CCTV, JS tampak memukul sisi kanan kepala S saat berdiri tepat di belakang ayahnya.
Sontak, S terjatuh dan terkulai lemas. Warga yang sebelumnya berada di dalam rumah langsung berhamburan ke luar usai mendengar teriakan sejumlah saksi.
Sementara itu, JS dengan cueknya langsung membopong ayahnya.
"Kami kaget. Mau nolong juga gimana, perempuan semua di sini saat itu. Pada gemeteran. Jadi pada teriak-teriak, 'Pelan-pelan! Itu bapak orang tua!' Habis itu, sama anaknya, si bapak diangkat, dibawa pulang," ucap Hana.
Kesal karena korban sering Meninggalkan rumah
Kapolsek Cakung Kompol Panji Ali Candra mengungkapkan, JS tega menganiaya ayahnya karena merasa dongkol.
"Motifnya, anak tersebut kesal terhadap orangtuanya karena sudah sepuh dan pikun," kata Panji saat dihubungi, Selasa (23/1/2024).
Berdasarkan pengakuan anggota keluarga lainnya, S memang sering pergi meninggalkan rumah.
Terkadang mereka, termasuk JS, tidak mengetahui ke mana lansia itu jalan-jalan.
Kejadian itu kerap terjadi secara berulang, sehingga JS merasa kesal dan puncaknya adalah penganiayaan pada Senin sore.
"Orangtuanya sering hilang dan pergi meninggalkan rumah, sehingga anak tersebut kesal kepada orangtuanya," ucap Panji.
Sudah damai
Pada Selasa sore, polisi mendatangi kediaman S dan JS usai menerima rekaman kamera CCTV yang menampilkan aksi penganiayaan itu.
Jajaran Polsek Cakung menemui S, JS, serta sejumlah anggota keluarga bersangkutan. Pertemuan berlangsung sekitar satu jam.
Dalam pertemuan itu, pihak keluarga menjelaskan kondisi korban yang sudah pikun dan sering hilang.
Mereka tetap menganggap perlakuan JS kepada ayahnya salah. Namun, mereka enggan membawanya ke jalur hukum.
"Pihak kepolisian turun untuk menyelesaikan permasalahannya ini dengan cepat. Membuat restorative justice antara pihak keluarga," kata Panji.
Surat pernyataan bermeterai pun dibuat. Di dalamnya, JS menuliskan bahwa ia berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya terhadap S.
"Apabila saya mengulangi perbuatan tersebut, saya siap diproses sesuai hukum yang berlaku di Indonesia," ujar S dalam keterangannya, Selasa.
Selain itu, pelaku juga berjanji akan merawat dan mengurus korban.
Saat ini, S masih tinggal dengan JS. Mereka berinteraksi seperti biasa. Namun, ada memar berwarna biru gelap pada bagian kanan wajah S.
(Tim Redaksi: Nabilla Ramadhian, Irfan Maullana)
https://megapolitan.kompas.com/read/2024/01/24/12033241/teganya-pemuda-di-cakung-dorong-dan-pukul-ayah-yang-sudah-lansia-karena