Salin Artikel

Ironi di Balik Guyonan Pak Solid, Tukang Rujak Margonda yang Jenaka...

DEPOK, KOMPAS.com - Angin sore sepoi-sepoi berembus di sepanjang Jalan Margonda Depok. Matahari terik yang sebelumnya menusuk kulit, kini sedikit mengumpat di balik awan dan memberi rasa sejuk.

Beberapa gerobak dagangan seperti batagor, mie ayam, sempol, hingga bakso berderet di pinggir Jalan Margonda Depok. Sudah seharian mereka ada di sana.

Tak terkecuali, gerobak rujak buah milik Solid (43) yang berada di depan The Great Saladdin Square Depok.

Gerobak minimalis buatannya itu tampak manis saat berdiam di antara gerobak besar cimol dan sempol ayam. Payung besar juga terpasang kokoh untuk meneduhkan buah-buahnya.

Solid sedang bersantai diri di bawah pohon sebelum salah satu pembeli menghampiri gerobaknya.

Ia sangat luwes dan ramah meladeni pembelinya. Tak butuh waktu lama hingga sebuah mobil hitam melipir tepat di depan gerobaknya.

"Mau yang mana, Bapak?" tanya Solid kepada pemilik mobil itu.

"Pepaya-nya 3 ya, Pak. Cariin yang dingin," kata pengendara mobil tersebut.

Entah apa yang dibicarakannya, mereka berdua sempat tertawa bersama sebelum akhirnya pemilik mobil kembali menaikkan kaca mobilnya dan melajukan kendaraan.

Solid selalu menyelipkan candaan dari setiap kalimat yang dilontarkannya. Ia sering kali meledek teman pedagang lain, atau merespons obrolan temannya dengan tidak serius.

"Pak Solid orangnya memang gitu. Apa aja diledekin, bercanda terus kalau ngomong," ujar pedagang sempol ayam, Nanto.

Kembali sepi, Solid membuka kotak rokoknya, mengambil sebatang, dan segera menyesapnya saat ujung puntung sudah dibakar.

"Sebenarnya kondisi lagi parah ini, semua jualan di sini sepi," ujar Solid setelah mengembuskan asap rokoknya.

Menurutnya, kondisi jualan di Depok memang sedang menurun dari awal tahun ini. Dia menduga penyebabnya karena kondisi ekonomi menjelang Pemilu 2024.

"Ini kayaknya karena masuk bulan intens Pemilu nanti. Tapi karena sepinya rame-rame, saya sama teman pedagang lain juga jadi saling membantu dan mengerti, tapi sudah biasa juga sih," ungkap Solid.

Tenang berjualan di Depok

Solid bercerita tentang dirinya yang berjualan gerobak rujak buah sejak awal 2000-an di daerah Manggarai, Jakarta Selatan.

"Waktu itu saya tinggal sendiri di Jakarta. Terus jualan daerah SMP Negeri 3 Jakarta, rujak buah juga tapi enggak begitu lama di sana," ujarnya.

Dirinya mengaku sempat mengganti beberapa pekerjaan sebelum akhirnya menetap di Depok sebagai tukang gerobak rujak buah.

"Pernah jadi tukang proyek di Lenteng Agung, terus dagang bakwan malang di sekitar Universitas Pancasila. Ya intinya coba-coba dulu sebelum akhirnya lanjut rujak buah lagi," kata Solid.

Solid mengungkapkan, rasa bahagia dan tenang menyelimuti dirinya bisa berjualan dengan bebas dan fleksibel di Depok.

"Prinsip saya dari dulu ya hidup tenang. Tenang hati, tenang pikiran, sehat selalu. Kalau hidup dibawa senang-senang, pasti beneran senang. Kalau dibawa sedih pasti jadi sedih," ungkap Solid

Dia juga membahas bagaimana antar pedagang Depok selalu membantu satu sama lain, seperti menjadi teman hidup.

"Seru kalau di sini. Kalau saya lagi istirahat tidur, nanti jualan saya ada yang bantu jaga. Begitu juga kebalikannya. Kita saling paham satu sama lain, hal kayak gini susah kalau di lingkungan pedagang," tutur Solid.

Solid mengucap syukur dapat berjualan dengan nyaman di Depok, ketika mencoba membandingkan dirinya saat bekerja di Jakarta.

"Daripada panas pikiran, mending panas matahari Depok," ucap Solid dengan nada bergurau.

Tidak hanya itu, Solid juga mengaku, dirinya memilih bertahan berjualan rujak buah juga untuk para ibu-ibu yang mungkin ngidam.

"Nanti kalau saya enggak jualan, repot itu yang ngidam rujak," tambahnya sambil diiringi gelak tawa.

Getir hidup di balik senyum Pak Solid

Solid juga menceritakan pengalamannya ketika masih berjualan di Jakarta. Menurut dia, Jakarta adalah medan perang baginya.

Berdagang di daerah Manggarai dan Matraman membuatnya kapok.

"Itu saya waktu jualan di depan Bank BCA Matraman, hari-hari ada aja yang nodong, warga sekitarnya juga dulu kan banyak enggak benernya," jelas Solid.

Selama berjualan, banyak orang dengan juntrungan tidak jelas menagih uang atau mengganggu kenyamanan berdagang.

Menurutnya, berjualan di Jakarta hanya membuatnya terus meredam rasa kesal hingga stres.

"Orang kan jualan ya pasti maunya tenang-tenang saja. Di sana saya malah merasa stres karena ada aja yang bikin kesal tapi saya juga enggak mau cari masalah," tutur Solid.

Obrolan tiba-tiba terhenti sejenak ketika Nanto memberikan celetukan.

"Pak Solid ini Duren (Duda Keren)," ujar Nanto.

"Ah lu, kenapa pakai ngomong gitu segala?" ucap Solid dengan tawa.

Setelah menanggapi ucapan temannya, sorot mata Solid yang sebelumnya tampak berkilau karena hampir seluruh kalimatnya penuh guyon dan ceria, kini berubah menjadi lebih serius.

"Iya, istri meninggal baru pertengahan 2022 lalu," kata Solid.

Dia bercerita bahwa sang istri telah meninggalkannya karena sakit komplikasi yang diderita selama beberapa waktu.

Beberapa rangkaian operasi juga pernah dijalani istri Solid hingga menyebabkan kondisi semakin melemah.

"Ada kanker kandungan, sebelum divonis itu juga dia pernah dioperasi di leher sama kandungannya itu," tambah Solid.

Meski tidak disampaikan langsung, raut wajah Solid tampak berbeda dari saat dirinya bergurau terus bersama pedagang atau pembeli lain.

"Awal Maret nanti 1.000 harian di Lamongan, Jawa Timur. Nanti saya sama anak mau berangkat bareng dari Depok," kata Solid.

Solid tak mau lama-lama bersedih. Sambil merapikan dagangannya, dia mengatakan, melepas kesedihan membantunya lebih tenang dalam menjalani hidup. 

"Ya saya sedih tapi masa sedih terus. Makanya saya mau hidup tenang dan nyaman, salah satunya biar umur panjang. Percuma saya punya banyak hal tapi enggak merasakan tenang," ujar Solid, menutup obrolan sore itu.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/01/26/05300051/ironi-di-balik-guyonan-pak-solid-tukang-rujak-margonda-yang-jenaka-

Terkini Lainnya

Disdik DKI Buka Pendaftaran Akun PPDB Jakarta Mulai Hari Ini

Disdik DKI Buka Pendaftaran Akun PPDB Jakarta Mulai Hari Ini

Megapolitan
Mayat Wanita Kenakan Kaus Gucci Ditemukan di Selokan Kawasan Bekasi, Ada Luka di Jidat dan Dahi

Mayat Wanita Kenakan Kaus Gucci Ditemukan di Selokan Kawasan Bekasi, Ada Luka di Jidat dan Dahi

Megapolitan
Polisi Tangkap 2 Pria yang Sekap Perempuan di Apartemen Kemayoran, Satu Pelaku Hendak Kabur

Polisi Tangkap 2 Pria yang Sekap Perempuan di Apartemen Kemayoran, Satu Pelaku Hendak Kabur

Megapolitan
PAM Jaya Buka Seleksi Calon Management Trainee PAMANAH Future Leader Batch 2, Diikuti 1.087 Peserta

PAM Jaya Buka Seleksi Calon Management Trainee PAMANAH Future Leader Batch 2, Diikuti 1.087 Peserta

Megapolitan
Siswa SMP di Jaksel Diduga Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Siswa SMP di Jaksel Diduga Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Seorang Wanita Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Seorang Wanita Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Sempat Ditutup Pengelola Mal, Jalan Tembus Menuju Pasar Jambu Dua Dibuka Pemkot Bogor

Sempat Ditutup Pengelola Mal, Jalan Tembus Menuju Pasar Jambu Dua Dibuka Pemkot Bogor

Megapolitan
Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Jukir Liar Minimarket: RW yang 'Nanggung'

Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Jukir Liar Minimarket: RW yang "Nanggung"

Megapolitan
Dianggap Mengganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Dianggap Mengganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Megapolitan
Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Megapolitan
Aturan Walkot Depok, Dishub Wajib Rilis Surat Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Aturan Walkot Depok, Dishub Wajib Rilis Surat Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Penyelenggara 'Study Tour' di Depok Diimbau Ajukan Permohonan 'Ramp Check' Kendaraan ke Dishub

Penyelenggara "Study Tour" di Depok Diimbau Ajukan Permohonan "Ramp Check" Kendaraan ke Dishub

Megapolitan
KNKT Telusuri Lisensi Pilot Pesawat Tecnam P2006T yang Jatuh di Tangsel

KNKT Telusuri Lisensi Pilot Pesawat Tecnam P2006T yang Jatuh di Tangsel

Megapolitan
KNKT Sebut Pesawat Jatuh di Tangsel Statusnya Bukan Pesawat Latih, tapi Milik Perseorangan

KNKT Sebut Pesawat Jatuh di Tangsel Statusnya Bukan Pesawat Latih, tapi Milik Perseorangan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke