Salin Artikel

Pusat Grosir Bogor Kian Sepi Pengunjung, Banyak Kios Tutup

Saat Kompas.com menyambangi PGB, Minggu (28/1/2024), beberapa penjual langsung mempromosikan dagangannya.

Para penjual bersahutan menawarkan barang dagangan agar dilirik pembeli.

"Boleh diskon 50 persen," teriak salah satu pedagang.

"Boleh celananya, lihat-lihat saja dulu," teriak pedagang lainnya.

Beberapa penjual lainnya terlihat mengobrol satu sama lain. Ada juga pedagang yang bermain gawai karena 1-2 pembeli hanya melihat-lihat dan melewati toko.

Kondisi yang cukup ramai hanya terasa di lantai dasar. Di lantai 1 PGB, banyak kios yang tutup.

Rolling door sejumlah kios dipasangi selembar kertas bertuliskan "Dijual/dikontrakan".

Di lantai 1, hanya tersisa penjual pakaian dan sandal yang menempati kios depan, dekat dengan eskalator.

Pelataran beberapa toko yang tutup dimanfaatkan pedagang lain untuk menaruh dagangannya.

Memasuki area dalam pusat berbelanjaan, lorong tampak kosong dan minim pencahayaan. Padahal, lorong-lorong ini dulu ramai pedagang.

Kondisi yang sama juga terasa di lantai 2 PGB. Kios-kios handphone dan komputer juga sepi pengunjung.

Karyawan konter HP tak segan menghampiri setiap pengunjung yang datang untuk menjajakan jualannya.

"Cari handphone apa? Semua ada," ucap salah satu pegawai.

"Boleh tukar tambah, kredit, cash, semua bisa," kata pegawai lainnya mengikuti.

Di lantai 2 ini juga terlihat area foodcourt. Di area tempat makan ini hanya tersisa tiga penjual yang masih menjajakan dagangannya dari 15 kedai yang tersedia.

Bangku dan meja makan tampak berdebu. Hanya dua meja yang ditempati pengunjung.

Seorang pedagang bernama Burhanudin (51) menuturkan, PGB mulai sepi pengunjung sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada 2020.

Akibat daya beli masyarakat yang menurun, sejumlah pedagang gulung tikar. Para pedagang yang merintis usahanya sejak 2011 tak lagi sanggup membayar sewa kios di PGB.

"Pedagang sebelah lebih memilih tutup karena untuk operasional tidak cukup. Untuk sewa, untuk kebutuhan hidup di sini, jadi banyak yang perlu dipertimbangkan kembali," ucap Burhanudin saat diwawancarai Kompas.com.

Pemasukan yang tidak pasti, kata Burhanudi, sudah tentu tidak bisa menutupi biaya sewa kios.

"Karena memang berat, kebutuhan harus berjalan terus, sementara pemasukan berhenti, itu kan jadi problem besar sekali. Banyak yang tutup," ujar dia.

Menurut Burhanudin, para penjual sulit bertahan jika tidak memiliki pelanggan tetap.

"Kalau enggak punya pelanggan yang tetap, itu kalau saya pilihannya hanya satu, tutup dan usaha lain. Kecuali punya pelanggan yang terikat, mungkin bisa bertahan hidup karena ada langganan yang bikin baju," tutur Burhanudin.

Pedagang bernama Rian (45) juga mengakui bahwa omzet penjualannya menurun. Akibatnya, dia menutup sembilan kios di PGB. Kini Rian hanya berjualan di dua kios.

"Toko saya dari 11, tinggal dua. Biasanya kalau normal dulu lumayan, dihitung-hitung kalau sama orang kerja, (penghasilan) jauh (lebih banyak dari) orang yang kerja. Kalau sekarang, kami yang jauh dari orang kerja pendapatannya," tutur Rian.

Menurut Rian, semakin hari, pengunjung semakin sepi. Dampaknya, semua karyawan terpaksa dirumahkan.

Para pedagang lebih memilih menjaga kiosnya seorang diri, tanpa ada bantuan pramuniaga.

"Kalau dua toko ini, satu (toko) saya sendiri yang jaga, di bawah, istri yang nungguin langsung, jadi enggak pakai karyawan. Toko di sini banyaknya enggak pakai karyawan karena pendapatannya tidak sesuai, mau cari penglaris aja kadang susah sekarang," ucap Rian.

Salah satu pengunjung bernama Irna (28) merasakan bahwa kondisi PGB saat ini sangat berbeda.

Banyak pengunjung yang lebih memilih berbelanja di mal lain, di antaranya Botani Square atau Bogor Trade Mall (BTM).

"Sekarang sepi banget. Kemungkinan besar orang-orang lebih milih tempat belanja di Botani atau BTM yang emang dekat kan," ucap Irna.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/01/28/14015001/pusat-grosir-bogor-kian-sepi-pengunjung-banyak-kios-tutup

Terkini Lainnya

Pemkot Bogor Buka Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua, Pengelola: Bukan Jalan Umum

Pemkot Bogor Buka Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua, Pengelola: Bukan Jalan Umum

Megapolitan
Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu 'Nombok' Setoran

Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu "Nombok" Setoran

Megapolitan
Terungkapnya Polisi Gadungan di Jakarta, Berawal dari Kasus Narkoba

Terungkapnya Polisi Gadungan di Jakarta, Berawal dari Kasus Narkoba

Megapolitan
Ketika Siswa SMP di Jaksel Nekat Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Frustrasi Dijauhi Teman...

Ketika Siswa SMP di Jaksel Nekat Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Frustrasi Dijauhi Teman...

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Megapolitan
Sejumlah Angkot di Tanjung Priok Diremajakan demi Bisa Gabung Jaklingko

Sejumlah Angkot di Tanjung Priok Diremajakan demi Bisa Gabung Jaklingko

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Megapolitan
Jukir Liar di Jakarta Sulit Diberantas, 'Bekingan' Terlalu Kuat hingga Bisnis yang Sangat Cuan

Jukir Liar di Jakarta Sulit Diberantas, "Bekingan" Terlalu Kuat hingga Bisnis yang Sangat Cuan

Megapolitan
Asal-usul Pesawat Jatuh di BSD, Milik Anggota Indonesia Flying Club yang Ingin Survei Landasan

Asal-usul Pesawat Jatuh di BSD, Milik Anggota Indonesia Flying Club yang Ingin Survei Landasan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke