Salin Artikel

Hadapi Lonjakan Penumpang, KCI Atur Formasi Rangkaian KRL Saat Jam Sibuk

“Kami sudah sepakat ya dengan tim operasi tidak akan mengurangi frekuensi perjalanan. Yang dilakukan adalah dengan melakukan rekomposisi (rangkaian), misalkan yang 12 jadi 10 (gerbong), kemudian ada yang 8, lalu dikembalikan lagi menjadi 10 dan 12,” kata Corporate Secretary PT KCI Anne Purba saat konferensi pers di kantornya, Selasa (6/2/2024).

Anne menjelaskan, pengaturan jumlah kereta tiap rangkaian dilakukan karena KCI perlu mengantisipasi lonjakan penumpang pada jam sibuk (rush hour).

Di sisi lain, KCI juga perlu melakukan perawatan dan pemeliharaan sarana rangkaian kereta.

Karena itu, rangkaian terdiri dari 12 kereta (SF12) dan 10 kereta (SF10) akan beroperasi pada jam sibuk. Sementara itu, SF8 beroperasi di luar jam sibuk.

“Kami harus memastikan juga, sarana harus tetap dirawat sesuai ketentuannya. Ada daily, weekly, monthly. Overall, tetap harus dilayani,” tutur Anne.

Saat ini, PT KCI juga dalam proses melakukan pengadaan dan peremajaan trainset KRL baru.

Trainset baru itu terdiri dari 16 KRL yang tengah diproduksi PT INKA, 19 KRL retrofit (peremajaan), 3 KRL impor dari China, dan 8 KRL baru yang masuk proses lelang tahun ini.

Pengadaan KRL baru itu, kata Anne, merupakan upaya untuk menghadapi lonjakan penumpang yang mencapai satu juta orang setiap harinya.

Selain itu, pemerintah juga menargetkan jumlah pengguna KRL mencapai dua juta setiap harinya pada 2025 guna mengurangi kemacetan dan mengatasi polusi udara.

“Jadi, selain mengangkut orang dari stasiun ke stasiun, kemacetan, polusi, dan lainnya adalah isu yang penting. Makanya, pemerintah sangat support kami untuk melakukan pengadaan kereta baru ini,” kata dia.

Diketahui, KCI telah meneken kontrak impor tiga rangkaian KRL baru senilai Rp 783 miliar dengan perusahaan China, yakni CRRC Sifang Co Ltd pada 31 Januari 2024 di Beijing, China.

Anne mengatakan, penawaran pengadaan KRL datang dari sejumlah negara, bukan hanya China, tapi juga dari perusahaan Jepang J-TREC, dan perusahaan Korea Selatan (Korsel) Woojin dan Dawonsys.

Pada akhirnya KCI memilih memesan KRL baru dari China karena spesifikasi teknisnya paling mendekati kebutuhan RI.

Spesifikasi ini mengacu pada ketentuan Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan.

Selain spesifikasi, Anne bilang, CRRC Sifang juga mampu memenuhi persyaratan ketepatan waktu pengiriman (time delivery).

Hal ini diperlukan agar kereta bisa segera digunakan, sehingga pengguna KRL dapat terlayani dengan baik.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/02/06/23123501/hadapi-lonjakan-penumpang-kci-atur-formasi-rangkaian-krl-saat-jam-sibuk

Terkini Lainnya

Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke