Salin Artikel

Diduga Dianiaya, 5 ART Kabur dari Rumah Majikan di Jatinegara Lewati Pagar Berkawat

Lima ART itu kabur diduga karena dianiaya oleh majikannya.

"Salah satunya nangis. Saya tanya kenapa, dia bilang takut. Dia bilang (mereka) kerja di dalam. Ada lima orang yang kerja. Mereka mau pergi, kabur. Mereka bilang di sana disiksa," ungkap saksi mata bernama Vina (39) kepada Kompas.com di sekitar lokasi kejadian, Selasa (13/2/2024).

Saat itu, Vina yang sedang menginap di kantor dibangunkan oleh temannya. Sebab, ada keributan di depan kantor mereka.

Awalnya, mereka mengira ada orang hendak bunuh diri. Namun, saat ke luar kantor, mereka melihat cukup banyak orang berkumpul di depan sebuah rumah.

Satu orang sedang berdiri di pagar berkawat duri dan satu orang lagi berada di atap.

Saat menanyakan hal yang terjadi, Vina melihat satu orang lainnya di luar pagar. Orang itu dalam keadaan berdarah.

"Ada satu anak lagi nangis. Siku kanannya berdarah, lutut kanannya berdarah. Insting saya jalan, mereka enggak sedang bercanda. Ada sesuatu," ungkap Vina.

Diduga dianiaya majikannya

Kepada Vina, tiga orang itu mengatakan bahwa mereka ingin kabur dari rumah tersebut karena dianiaya majikan.

"Sering dipukul. Ada yang kepalanya digetok sampai bunyi, ada juga yang pinggangnya disetrika. Bekas setrikaan ada di pinggang sebelah kanan," ucap Vina.

Saat itu Vina membantu orang yang berdiri di pagar kawat berduri untuk turun. Sementara itu, mayoritas warga yang berkerumun hanya menonton.

"Yang di atap, dia nyusurin (pijakan di) tembok dan jalan pelan-pelan. Dia dibantu turun juga. Mereka pada bawa dua tas hitam dan satu tas pink. Saya bawa ke depan kantor saya," Vina berujar.

Menurut tiga orang itu, dua ART lainnya sudah kabur satu jam sebelumnya. Dua yang kabur lebih dulu juga mengalami luka-luka.

"Luka karena lompat dari tembok, jatuh ke tembok beling-beling (punya) bangunan di sebelah rumah itu, kena muka. Satu dibawa ke rumah sakit, satu lecet saja. Saya enggak ketemu dua orang itu," ungkap Vina.

Vina dan beberapa orang lainnya memutuskan untuk membawa tiga ART itu ke Mapolres Metro Jakarta Timur.

Vina mengatakan, saat ini laporan dugaan penganiayaan terhadap lima ART itu sudah diterima oleh Polres Metro Jakarta Timur.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/02/14/07071611/diduga-dianiaya-5-art-kabur-dari-rumah-majikan-di-jatinegara-lewati-pagar

Terkini Lainnya

3 Jenazah Korban Kebakaran Kapal di Muara Baru Diketahui Identitasnya

3 Jenazah Korban Kebakaran Kapal di Muara Baru Diketahui Identitasnya

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tambah Fasilitas 'One Stop Service' untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tambah Fasilitas "One Stop Service" untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Sebut STIP Terbuka dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna yang Dianiaya Senior

Polisi Sebut STIP Terbuka dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Maling Motor di Tebet Sempat Masuk ICU gara-gara Dikeroyok Warga

Maling Motor di Tebet Sempat Masuk ICU gara-gara Dikeroyok Warga

Megapolitan
“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar'

“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar"

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Satpol PP DKI Minta Parpol Izin Saat Pasang Alat Peraga Kampanye

Jelang Pilkada 2024, Satpol PP DKI Minta Parpol Izin Saat Pasang Alat Peraga Kampanye

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Kebut Persiapan, Prioritaskan Jemaah Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Kebut Persiapan, Prioritaskan Jemaah Lansia

Megapolitan
Tepergok Hendak Curi Motor, Maling di Koja 'Video Call' Ibunya Saat Diciduk Warga

Tepergok Hendak Curi Motor, Maling di Koja "Video Call" Ibunya Saat Diciduk Warga

Megapolitan
Kronologi Remaja Tikam Seorang Ibu di Bogor, Berawal dari Mabuk dan Panik

Kronologi Remaja Tikam Seorang Ibu di Bogor, Berawal dari Mabuk dan Panik

Megapolitan
Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Dharma Pongrekun: Mau Selamatkan Rakyat

Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Dharma Pongrekun: Mau Selamatkan Rakyat

Megapolitan
Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Megapolitan
Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Megapolitan
Polisi Sebut Tersangka Kasus Kematian Taruna STIP Masih Mungkin Bertambah

Polisi Sebut Tersangka Kasus Kematian Taruna STIP Masih Mungkin Bertambah

Megapolitan
Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke