Salin Artikel

Teringat Pesan Sang Ayah, Agus Terus Jalankan Usaha Pancong Milik Kakeknya yang Berdiri Sejak 1961

"Bapak pernah bilang, kalau mau jadi orang tuh jangan lebih jelek dari bapak. Jadi, selama kondisi masih baik saya coba pegang (kerjakan) apa yang ada saja, Pancong Yaya," kata Agus kepada Kompas.com saat dihampiri di warungnya, Selasa (20/2/2024).

Mulanya, kakek Agus yang bernama Yaya berjualan pancong dengan cara dipikul. Lokasinya tak jauh dari kedai Pancong Yaya saat ini di Jalan Menteng Sukabumi, Gang 1 No 3, Menteng, Jakarta Pusat.

Agus bercerita bahwa dirinya mengambil alih usaha yang dirintis sang kakek bersama dua kerabatnya selepas lulus dari Sekolah Teknik Menengah (STM), sekitar tahun 2003.

Kemudian, ia mengumpulkan kritik dan saran dari teman-teman dan pelanggannya hingga terciptanya Pancong Yaya saat ini yang berkonsep warung kopi jaman dulu (warkop jadul).

Ke depannya, ia berharap bisa mengembangkan bisnisnya ke tempat yang lebih luas dan aman. Sebab, saat ini warungnya masih berlokasi persis di samping rel Manggarai. 

Ia juga ingin bisa meneruskan usahanya ke kedua buah hatinya.

"Misal saya menurunkan usaha ini, saya mau merubah imej Pancong Yaya yang kumuh. (Ada) yang ngasih komentar macem-macem, tapi saya berharap ke depannya bisa bikin Pancong Yaya tetap warung kopi dengan prinsip saya yang murah, enak, dan bisa dikunjungi semua tipe masyarakat," imbuh dia.

Sebagai informasi, Pancong Yaya memiliki berbagai jenis topping, mulai dari cokelat, keju, selai buah, nutella, dan masih banyak lagi. Ia juga menyediakan roti dan pisang panggang, serta mi instan dan minuman ringan.

Harganya bervariasi mulai dari Rp 4.000-30.000.

Warung Pancong Yaya juga buka setiap hari selama 24 jam.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/02/25/15341561/teringat-pesan-sang-ayah-agus-terus-jalankan-usaha-pancong-milik-kakeknya

Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke