Salin Artikel

Kisah Santri dan Pengajar Pondok Pesantren Rooziqiin Depok dari Pintu ke Pintu untuk ke “Dunia Luar”

DEPOK, KOMPAS.com - Seluruh penghuni Pondok Pesantren Rooziqiin di Jalan Rawa Maya, Beji, Kota Depok sudah beberapa kali berganti akses untuk keluar-masuk pesantren.

Pasalnya, selama ini mereka belum punya akses utama untuk masuk maupun keluar pondok.

“Kami sempat punya akses jalan, yakni SMA N 14 Depok dengan pesantren dulu satu kepemilikan atas nama Ustadz Nasrullah. Hingga di satu titik, akses ini tidak bisa dilewati lagi,” kata Ketua Pondok Pesantren Khoirur Rooziqiin Ali Murthado, Senin (4/3/2024).

Ali mengungkapkan, semenjak itu, dia dan seluruh penghuni pesantren hanya mengandalkan beberapa pintu berpagar hitam yang tersebar di beberapa sisi sekolah, sebagai akses sementara keluar-masuk.

“Dari 2019 sampai 2022 kalau enggak salah, atau 4-5 tahunan kami menggunakan pintu akses barat menuju pekarangan rumah warga Rawa Maya,” ucap Ali sembari menunjuk salah satu pintu akses dekat lapangan.

Setelah sekitar lima tahun menggunakan pintu tersebut untuk beraktivitas, pintu tersebut lalu ditutup oleh warga.

“Kenapa ditutup? Karena memang dari awal itu pekarangan, bukan jalan. Mereka (warga) berbaik hati ke kami memperbolehkan melewati lahan pribadinya," ungkap Ali.

Bahkan, Ali mengatakan bahwa perizinan melalui pintu tersebut awalnya diberikan hanya sekitar satu tahun sebelum akhirnya diperpanjang 3-4 tahun lagi.

Pondok pesantren kini terkurung kembali. Menurut Ali, dirinya meminta izin untuk menggunakan pintu akses lainnya yanng juga dari sisi barat.

“Kami akhirnya minta izin dan diperbolehkan pakai pintu barat tersebut, yang aksesnya melewati empang dan kandang kambing itu, tapi cuma sebentar sekitar 1-2 bulan,” ujar Ali.

Sampai pertengahan 2023, penghuni pesantren perlu memohon perizinan kembali sebab pintu barat (empang) perlu ditutup atas permintaan warga.

“Setelah itu, sekitar empat bulan, dari September hingga Desember 2023 kemarin memakai pintu akses menuju SMA N 14. Tapi awal Januari ini pintu diharuskan tutup karena murid di sana sudah mulai aktivitas belajar,” tutur Ali.

Berdasarkan keterangan Ali, untungnya aktivitas santri dan karyawan ke luar pesantren hanya dua kali dalam setahun.

“Santri cuma ke luar setiap beres semester 1 dan setelah Lebaran,” ucap Ali.

Ali menambahkan, meskipun santri ke luar biasanya hanya karena kunjungan keluarga, itu pun sekitar 30 persen.

“Paling cuma 30 persen yang menerima kunjungan, karena santri kami ini kan berasal dari orang-orang jauh (Aceh-Papua),” imbuhnya.

Sedangkan untuk penyediaan makanan bagi santri, hal itu dilakukan di Perumahan Politeknik UI yang jaraknya juga tak jauh dari pesantren.

“Mereka biasa antar makanan ke pondok tiga kali sehari, jadi dapurnya tuh memang enggak ada di sini,” ucapnya.

Sebagai informasi, Pesantren Khoirur Rooziqiin menyatakan sekolahnya tertutup dari seluruh arah per Jumat (1/3/2024). Hal ini mereka umumkan melalui siaran pers yang diunggah media sosial Instagram @depok24jam.

Mereka mengumunkan hal tersebut setelah mengalami kesulitan saat mengantar makan malam untuk santri karena tak memiliki akses masuk dan meminta pengantar untuk lewat Perumahan Caltek (sisi timur) dengan menggunakan tangga buatan.

Kepada wartawan Ali menyampaikan harapannya supaya Wali Kota Depok Mohammad Idris dapat turun tangan.

"Minta tolong, minimal datang ke sini dan lihat permasalahannya. Kami hanya meminta supaya pihak pesantren punya akses sendiri," tutur Ali.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/03/06/10583671/kisah-santri-dan-pengajar-pondok-pesantren-rooziqiin-depok-dari-pintu-ke

Terkini Lainnya

Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Megapolitan
3 Korban Tewas Kebakaran Kapal di Muara Baru Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

3 Korban Tewas Kebakaran Kapal di Muara Baru Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Remaja di Bogor Ditangkap Polisi Usai Tusuk Seorang Ibu dalam Keadaan Mabuk

Remaja di Bogor Ditangkap Polisi Usai Tusuk Seorang Ibu dalam Keadaan Mabuk

Megapolitan
Temui Heru Budi di Balai Kota, Ahmed Zaki Pastikan Bukan Bahas Isu Pilkada DKI 2024

Temui Heru Budi di Balai Kota, Ahmed Zaki Pastikan Bukan Bahas Isu Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Warga Tangkap Pria yang Diduga Tusuk Perempuan di Bogor

Warga Tangkap Pria yang Diduga Tusuk Perempuan di Bogor

Megapolitan
Pemprov DKI Tertibkan 15 Rumah Kumuh di Tanah Tinggi, Direnovasi Jadi Tipe 36

Pemprov DKI Tertibkan 15 Rumah Kumuh di Tanah Tinggi, Direnovasi Jadi Tipe 36

Megapolitan
Ungkap Peredaran Sabu di Tebet, Polisi Selidiki Kemungkinan Asal Narkoba dari Kampung Bahari

Ungkap Peredaran Sabu di Tebet, Polisi Selidiki Kemungkinan Asal Narkoba dari Kampung Bahari

Megapolitan
Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Megapolitan
Warga Bekasi Tertabrak Kereta di Pelintasan Bungur Kemayoran

Warga Bekasi Tertabrak Kereta di Pelintasan Bungur Kemayoran

Megapolitan
Faktor Ekonomi Jadi Alasan Pria 50 Tahun di Jaksel Nekat Edarkan Narkoba

Faktor Ekonomi Jadi Alasan Pria 50 Tahun di Jaksel Nekat Edarkan Narkoba

Megapolitan
Keluarga Taruna yang Tewas Dianiaya Senior Minta STIP Ditutup

Keluarga Taruna yang Tewas Dianiaya Senior Minta STIP Ditutup

Megapolitan
UU DKJ Amanatkan 5 Persen APBD untuk Kelurahan, Heru Budi Singgung Penanganan TBC

UU DKJ Amanatkan 5 Persen APBD untuk Kelurahan, Heru Budi Singgung Penanganan TBC

Megapolitan
Pria 50 Tahun Diiming-imingi Rp 1,8 Juta untuk Edarkan Narkoba di Jaksel

Pria 50 Tahun Diiming-imingi Rp 1,8 Juta untuk Edarkan Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Polisi Temukan 488 Gram Sabu Saat Gerebek Rumah Kos di Jaksel

Polisi Temukan 488 Gram Sabu Saat Gerebek Rumah Kos di Jaksel

Megapolitan
KPU: Mantan Gubernur Tak Bisa Maju Jadi Cawagub di Daerah yang Sama pada Pilkada 2024

KPU: Mantan Gubernur Tak Bisa Maju Jadi Cawagub di Daerah yang Sama pada Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke