Salin Artikel

Kriminolog Minta Polisi Hati-hati soal Kasus Ibu Bunuh Anak di Bekasi

“Maka harus dipastikan, ketika itu ibu itu memang sedang dalam situasi psikotik atau sebetulnya dia pura-pura? Itu harus dipastikan dengan pendekatan ilmuwan bahwa yang bersangkutan sedang dalam situasi psikotiknya,” kata Adrianus saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (9/3/2024).

Berdasarkan analisanya, Adrianus menduga SNF mengalami psikotik paranoid karena mendengar “bisikan gaib” sebelum menghabisi nyawa AAMS. Terlebih, pelaku menunjukkan ekspresi menyesal usai tindak pidana itu terjadi.

Adrianus menjelaskan, ada dua cara yang paling ampuh untuk menentukan apakah SNF ini memang dalam kondisi psikotik atau tidak saat membunuh anak kandungnya itu.

“Yang paling bagus adalah melihat pada rekam otak. Sekarang kan ada misalnya, EEG, EKG. Makanya jangan lama-lama, begitu kemarin melakukan pembunuhan, sorenya langsung diperiksa di rumah sakit. Kan nanti masih kelihatan rekam otaknya,” ujar Adrianus.

“Yang kedua, sang ibu itu lalu kemudian diobservasi selama tiga hari. Betulkah perilakunya itu perilaku yang menunjukkan indikasi psikotik paranoid? Atau sebetulnya, dia pura-pura?” lanjutnya.

Adrianus menyampaikan, observasi tersebut dengan cara memasukkan SNF ke dalam sebuah ruangan yang dilengkapi kaca satu arah.

“Maka dia akan menampilkan apa adanya. Kalau dia pura-pura gila, maka dia ketika masuk kamar dan sendirian, itu kan dia pasti lalu beranggapan bahwa dia akan aman. Ketika itu, dia kembali biasa. Nah, kita amati dari luar. 'Oh ternyata dia ini pura-pura gila saja ini',” ujar Adrianus.

“Tapi kalau selama berhari-hari konsisten nih, menampilkan perilaku psikotiknya, maka kemudian kita bisa yakin bahwa dia tidak pura-pura tuh,” tambahnya.

Sementara itu, dalam kasus ibu bunuh anak ini, Adrianus menyebut penyidik belum menjalankan pemeriksaan rekam otak pada SNF.

“Sehingga sebetulnya, kalau dari segi pembuktiannya, sebetulnya belum cukup valid untuk mengatakan bahwa yang bersangkutan itu membunuh karena psikotiknya. Artinya, di mata para penasihat hukum yang ok, itu bisa jadi kelemahan,” ungkap Adrianus.

Oleh karena itu, Adrianus melihat bahwa penyidik terlalu terburu-buru mengambil kesimpulan.

“Saat saya diwawancara Kompas TV, saya bilang, 'kok kayaknya buru-buru banget sih polisinya?' Baru kemarin kejadian, terus kemudian langsung gelar,” pungkas Adrianus.

Ibu bunuh anak di Bekasi

AAMS ditemukan tewas bersimbah darah dengan 20 luka tusukan di Perumahan Burgundy, Kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Kamis (7/3/2024).

AAMS diduga merupakan korban pembunuhan dari ibunya, SNF.

Setelah gelar perkara dilakukan Jumat (8/3/2024) pukul 10.00 WIB, Polres Metro Bekasi Kota menetapkan SNF sebagai tersangka.

SNF dijerat Pasal 76C Juncto Pasal 180 Ayat 3 dan Ayat 4 Undang-Undang RI No 35 Tahun 2014 atau Pasal 338 KUHP dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/03/09/20414011/kriminolog-minta-polisi-hati-hati-soal-kasus-ibu-bunuh-anak-di-bekasi

Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Megapolitan
Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Megapolitan
Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Megapolitan
Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Megapolitan
Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Megapolitan
Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke