Salin Artikel

Tak Punya Gerbang Utama, Pesantren Khoirur Rooziqiin Depok Akan Mediasi dengan Warga Hari Ini

DEPOK, KOMPAS.com - Ketua Pesantren Khoirur Rooziqiin Depok Ali Murthado mengatakan akan melakukan mediasi dengan para ahli waris warga di sisi barat yakni warga Rawa Maya pada hari ini, Rabu (13/3/2024).

Mediasi ini mengenai masalah ketiadaan akses masuk pesantren karena lahan di sekelilingnya milik warga. Dampaknya pondok pesantren terkurung tembok dan hanya memiliki pintu kecil untuk keluar masuk. 

"Mediasi nanti antara pihak pondok pesantren dan warga Rawa Maya. Kalau dengan pihak perumahan Caltek, justru kami enggak ada komunikasi mediasi apa pun," kata Ali kepada wartawan, Selasa (12/3/2024).

Ali mengungkapkan, pembahasan mediasi akan didominasi tentang pembelian lahan pribadi milik warga Rawa Maya untuk membangun akses jalan utama bagi ponpes.

"Bahasa lainnya, kami diminta untuk membeli tanah di Rawa Maya. Enggak ada opsi lain selain itu," ungkap Ali.

Mediasi yang nantinya juga dihadiri oleh pihak Kecamatan Beji ini awalnya direncanakan pada Minggu (10/3/2024) lalu.

Akan tetapi, kegiatan mediasi perlu diundur sebab pihak ahli waris meminta pengasuh ponpes atau Ustaz Nasrullah turut hadir di tempat.

Saat ditanya mengenai tanggapan wali santri terhadap persoalan ini, Ali menuturkan, seluruh orang tua tampak memberikan banyak dukungan dan mengharapkan agar masalah dapat segera terselesaikan.

"Enggak ada komplain sih, orang tua santri justru kelihatan solid sekali. Kalau lihat di grup wali murid atau media sosial, beberapa dari mereka ikut meninggalkan komentar yang berharap semoga pesantren segera dapat solusi soal akses jalan," ucap Ali.

Hingga hari ini, ponpes masih menggunakan pintu akses dari sisi barat (warga Rawa Maya) yang perlu melewati kandang kambing dan empang kecil sebelum akhirnya masuk ke wilayah pondok dari pintu kecil berpagar hitam.

Diberitakan sebelumnya, Pondok Pesantren Khoirur Rooziqiin di Jalan Rawa Maya, Beji, Depok tak punya pintu akses utama untuk jalan keluar-masuk sejak pertama berdiri di tahun 2019.

Ketua Pesantren Khoirur Rooziqiin Ali Murthado mengungkapkan, para santri dan karyawan bertahan dari tahun ke tahun menggunakan pintu akses kecil yang tersebar di beberapa sisi selatan, utara, dan barat sekolah.

Sebenarnya, sempat ada pembicaraan antara pihak pondok dan warga Rawa Maya membahas harga tanah untuk pembangunan akses.

Akan tetapi, warga meminta pihak pesantren membeli seluruh tanah tersebut yang berkisar 500 meter persegi.

"Kami ingin beli tapi hanya untuk jalan, tapi tidak diperbolehkan dan harus satu paket dengan lahan tanah luas itu," ungkap Ali.

Hal itu lah yang kemudian memberatkan karena modal yang perlu dikeluarkan mencapai Rp 2,7 miliar.

Ali menyampaikan harapannya supaya Wali Kota Depok Mohammad Idris dapat turun tangan.

"Minta tolong, minimal datang ke sini dan lihat permasalahannya. Kami hanya meminta supaya pihak pesantren punya akses jalan sendiri," ungkap Ali.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/03/13/10103701/tak-punya-gerbang-utama-pesantren-khoirur-rooziqiin-depok-akan-mediasi

Terkini Lainnya

Terungkap, Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Pemilik Warung Kelontong

Terungkap, Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Pemilik Warung Kelontong

Megapolitan
Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Biar Alam Semesta yang Jawab

Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Biar Alam Semesta yang Jawab

Megapolitan
Polisi Usul Kantong Parkir Depan Masjid Istiqlal Dilegalkan Saat Acara Keagamaan

Polisi Usul Kantong Parkir Depan Masjid Istiqlal Dilegalkan Saat Acara Keagamaan

Megapolitan
Kepsek SMK Lingga Kencana: Kami Pernah Pakai Bus Trans Putra Fajar Tahun Lalu dan Hasilnya Memuaskan

Kepsek SMK Lingga Kencana: Kami Pernah Pakai Bus Trans Putra Fajar Tahun Lalu dan Hasilnya Memuaskan

Megapolitan
Polisi Terima Laporan Komunitas Tuli Berkait Konten Komika Gerall yang Diduga Rendahkan Bahasa Isyarat

Polisi Terima Laporan Komunitas Tuli Berkait Konten Komika Gerall yang Diduga Rendahkan Bahasa Isyarat

Megapolitan
Soal Tepati Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi: Nanti Dipikirkan

Soal Tepati Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi: Nanti Dipikirkan

Megapolitan
Polisi Selidiki Pihak yang Bekingi Parkir Liar di Depan Masjid Istiqlal

Polisi Selidiki Pihak yang Bekingi Parkir Liar di Depan Masjid Istiqlal

Megapolitan
Bawaslu Kirim Surat ke Heru Budi, Ingatkan untuk Tak Rotasi Pejabat DKI Jelang Pilkada 2024

Bawaslu Kirim Surat ke Heru Budi, Ingatkan untuk Tak Rotasi Pejabat DKI Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap 2 Pengoplos Elpiji 3 Kg ke Tabung 12 Kg di Bogor

Polisi Tangkap 2 Pengoplos Elpiji 3 Kg ke Tabung 12 Kg di Bogor

Megapolitan
Polisi Tindak Pungli di Depan Masjid Istiqlal, Salah Satu Pelaku Positif Sabu

Polisi Tindak Pungli di Depan Masjid Istiqlal, Salah Satu Pelaku Positif Sabu

Megapolitan
Minta Dishub Tertibkan Parkir Liar di Jakarta, Heru Budi: Harus Manusiawi

Minta Dishub Tertibkan Parkir Liar di Jakarta, Heru Budi: Harus Manusiawi

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Bus Pariwisata SMK Lingga Kencana Terima Santunan Rp 60 Juta

Keluarga Korban Kecelakaan Bus Pariwisata SMK Lingga Kencana Terima Santunan Rp 60 Juta

Megapolitan
Tukang Tambal Ban Digeruduk Ojol, Diduga Sebar Ranjau Paku di Jalan MT Haryono

Tukang Tambal Ban Digeruduk Ojol, Diduga Sebar Ranjau Paku di Jalan MT Haryono

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke