JAKARTA, KOMPAS.com - Peserta demo membuka lapak curhat bagi emak-emak yang berpartisipasi dalam aksi di depan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (18/3/2024).
Pantauan Kompas.com, lapak curhat itu terdiri dari bangku tinggi dan dua standing banner dengan tulisan, "Jerit tangis emak-emak di booth swafoto dan video. Bagi Anda yang resah dengan: harga beras yang melambung tinggi, harga cabai dan kebutuhan pokok yang sudah tidak terkendali, harga BBM yang katanya akan naik lagi, lagi dan lagi. Ayo merapat!!! Yuk, kita curhat di booth swafoto dan video. Mak-emak in action!"
Peserta demo sekaligus Pengurus DPP Pro-Anies Baswedan, Muhammad Warta Bone menjelaskan bahwa booth curhat dibuat bagi emak-emak yang melalui masa sulit di masa pemerintahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
"Ini rangkaian cerita masalah yang ditimbulkan selama Jokowi memerintah, sudah sangat memnerikan efek yang negatif kepada masyarakat. (Salah satunya) kepada emak-emak, benteng terakhir dalam rumah tangga," ujar Muhammad.
Beberapa permasalahan umum di rumah tangga meliputi tingginya keperluan dapur. Apalagi dengan gaji suami yang terbatas, bahkan tidak bekerja dan terpaksa serabutan.
Di situlah emak-emak berperan untuk mengatur uang belanja mereka.
"Itu sangat mulia sekali," tutur Muhammad.
Ia turut menyebut emak-emak yang masih harus mengurus bayi dan membutuhkan susu.
"Susu sekarang makin mahal, sementara dana mereka makin surut. Itu yang mendesak mereka harus bisa berakrobat menutupi kekurangan-kekurangsn," lanjut dia.
Selama demo berlangsung, memang tidak ada emak-emak yang hadir untuk curhat secara langsung. Namun, suara hati itu, kata Muhammad, telah diwakilkan oleh para orator di atas mobil komando.
Alasannya, adalah karena tidak semua emak-emak berani untuk berorasi.
"Orator sudah mengerti apa yang ada di benak emak-emak. Sudah blended (menyatu pikirannya)," tutur dia.
Adapun, dua hal mendasar yang menjadi tuntutan emak-emak adalah pendidikan anak dan kesehatan keluarga.
Muhammad berharap, suara hati emak-emak bisa segera didengar oleh pemerintah.
"Mungkin dengan begini ada perhatian dari pemertintah, tapi sayang ya, sampai sekarang belum ada (jawaban atas) masalah ini," imbuh dia.
Sekelompok massa yang menggelar aksi mengatasnamakan diri sebagai Koalisi Nasional Penyelamat Demokrasi.
Mereka membawa dua spanduk besar yang berisi tuntutan agar Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dilengserkan.
"Tumbangkan dan Adili Jokowi. Pecat Ketua KPU RI dan Ketua Bawaslu RI," begitu tulisan spanduk yang dibentangkan di mobil komando.
"Tolak Pilpres Curang! Perusak Konstitusi, Penjahat Demokrasi. Lengserkan Jokowi! Komplotan penipu ulung, pecat Ketua KPU RI, Ketua Bawaslu RI, dan Hakim MK!" bunyi spanduk yang lain.
Dalam spanduk itu, ada foto Presiden Jokowi dengan bayangan menyerupai boneka pinokio yang berhidung panjang. Selain itu, ada foto Ketua KPU RI Hashim Asy'ari, Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja, dan Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman.
https://megapolitan.kompas.com/read/2024/03/18/20270521/pedemo-buka-lapak-curhat-emak-emak-saat-demo-di-kpu