Salin Artikel

Bayi yang Ditemukan dalam Tas di Bekasi Berjenis Kelamin Laki-laki, Diduga Berusia 3 Hari

BEKASI, KOMPAS.com - Polisi mengungkapkan, bayi yang ditemukan dalam tas hitam di aliran Kali Asem Bantargebang, berjenis kelamin laki-laki dan diduga baru berusia tiga hari.

"Jenis kelaminnya laki-laki, diperkirakan umurnya tiga hari," ujar Kapolsek Bantargebang AKP Ririn Sri Damayanti saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis malam.

Adapun kronologi penemuan bayi malang tersebut berawal dari seorang petugas kebersihan Kali Asem, DK, yang menemukan tas mencurigakan.

"Dia kerja mulai pukul 08.00 WIB membersihkan Kali Asem. Tiba-tiba menemukan tas warna hitam," kata Ririn.

Namun, DK tidak berani membuka tas tersebut seorang diri. Akhirnya dia meminta rekannya, S, untuk menolong.

"Dibuka oleh S dan disaksikan kawan-kawan pekerja lain ternyata isi tas tersebut bayi sudah meninggal," tutur Ririn.

Warga setempat lantas melaporkan penemuan bayi tersebut ke Ketua RT setempat dan diteruskan ke Bimaspol.

Setelah mengecek tempat kejadian perkara (TKP), polisi menduga pelaku memang sengaja membuang bayi tersebut di aliran Kali Asem.

"Diduga pelaku dengan sengaja membuang bayi dengan dibungkus tas warna hitam di aliran sungai," imbuh Ririn.

Saat ini, Polsek Bantargebang masih melakukan penyelidikan untuk menemukan pelakunya.

Barang bukti yang ditemukan di TKP hanya tas hitam dan kain yang digunakan pelaku untuk membungkus bayi malang tersebut.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/03/21/22094311/bayi-yang-ditemukan-dalam-tas-di-bekasi-berjenis-kelamin-laki-laki-diduga

Terkini Lainnya

Sempat Ditutup Pengelola Mal, Jalan Tembus Menuju Pasar Jambu Dua Dibuka Pemkot Bogor

Sempat Ditutup Pengelola Mal, Jalan Tembus Menuju Pasar Jambu Dua Dibuka Pemkot Bogor

Megapolitan
Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Jukir Liar Minimarket: RW yang 'Nanggung'

Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Jukir Liar Minimarket: RW yang "Nanggung"

Megapolitan
Dianggap Mengganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Dianggap Mengganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Megapolitan
Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Megapolitan
Aturan Walkot Depok, Dishub Wajib Rilis Surat Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Aturan Walkot Depok, Dishub Wajib Rilis Surat Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Penyelenggara 'Study Tour' di Depok Diimbau Ajukan Permohonan 'Ramp Check' Kendaraan ke Dishub

Penyelenggara "Study Tour" di Depok Diimbau Ajukan Permohonan "Ramp Check" Kendaraan ke Dishub

Megapolitan
KNKT Telusuri Lisensi Pilot Pesawat Tecnam P2006T yang Jatuh di Tangsel

KNKT Telusuri Lisensi Pilot Pesawat Tecnam P2006T yang Jatuh di Tangsel

Megapolitan
KNKT Sebut Pesawat Jatuh di Tangsel Statusnya Bukan Pesawat Latih, tapi Milik Perseorangan

KNKT Sebut Pesawat Jatuh di Tangsel Statusnya Bukan Pesawat Latih, tapi Milik Perseorangan

Megapolitan
Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Diambil dari RS Polri, Kini Dibawa Keluarga Menuju Rumah Duka

Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Diambil dari RS Polri, Kini Dibawa Keluarga Menuju Rumah Duka

Megapolitan
948 Calon Jemaah Haji Asal Kota Bogor Diberangkatkan pada Musim Haji 2024

948 Calon Jemaah Haji Asal Kota Bogor Diberangkatkan pada Musim Haji 2024

Megapolitan
Casis Bintara yang Dibegal di Kebon Jeruk Dapat Hadiah Motor Baru

Casis Bintara yang Dibegal di Kebon Jeruk Dapat Hadiah Motor Baru

Megapolitan
Jenazah Korban Pesawat Jatuh di Tangsel Utuh, RS Polri: Kematian Disebabkan Benturan

Jenazah Korban Pesawat Jatuh di Tangsel Utuh, RS Polri: Kematian Disebabkan Benturan

Megapolitan
Jasad Wanita di Selokan Bekasi, Polisi Masih Dalami Dugaan Korban Hamil

Jasad Wanita di Selokan Bekasi, Polisi Masih Dalami Dugaan Korban Hamil

Megapolitan
Muncul Lagi meski Sudah Ditertibkan, Jukir Liar di Koja: Makan 'Gimana' kalau Dilarang?

Muncul Lagi meski Sudah Ditertibkan, Jukir Liar di Koja: Makan "Gimana" kalau Dilarang?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke