“Pasti emosi, anggota keluarga atau adik, dan anaknya dibacok pasti ada panas,” ucap Hady kepada Kompas.com, Kamis (28/3/2024).
Hady menyampaikan, sampai detik ini pihak keluarga korban masih begitu emosi terhadap pelaku atas perbuatannya.
Meski begitu, polisi sudah melakukan upaya agar emosi keluarga korban tidak berlanjut.
“Kita juga berusaha untuk meredam emosi para keluarga korban,” ucapnya.
Lebih lanjut, polisi juga sudah memberikan penjelasan kepada keluarga korban bahwa proses penyidikan akan dijalankan sesuai dengan prosedur.
Dengan begitu, keluarga korban tak perlu khawatir apabila tidak mendapatkan keadilan atas perkara ini.
“Kita memberikan pemahaman kepada keluarga, proses penyidikan sudah sesuai dengan prosedur yang ada,” tegasnya.
Seperti diketahui, Angga tewas usai dibacok oleh Renaldi pada leher bagian kanannya di Kampung Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (24/3/2024).
Kini Renaldi yang merupakan sepupu korban sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan oleh Polres Jakut.
Berdasarkan pemeriksaan, Renaldi merasa begitu sakit hati karena Angga sering kali mengejeknya.
“Ada ejekan, sudah sering dilakukan,” jelas Hady.
Sebelum peristiwa nahas itu terjadi, Angga kembali meledek Renaldi dengan kalimat ‘Masa abang-abangan dagang kue, mending dagang sabu aja’.
Renaldi yang tengah berdagang kue keliling merasa tidak terima dan akhirnya mengambil sebilah celurit di rumahnya.
Tanpa pikir panjang, Renaldi membacok leher sepupunya tersebut sampai tewas.
Berdasarkan pemeriksaan, ia sangat menyesali dan mengakui semua perbuatannya.
Selama menjalani pemeriksaan, polisi juga sebut Renaldi bersikap begitu koorperatif.
“Dalam pemeriksaan tenang, dan dia mengakui semua perbuatannya,” tutupnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2024/03/28/15265711/keluarga-korban-pembacokan-di-kampung-bahari-masih-begitu-emosi-terhadap