JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang wanita berinisial WS (29) mengaku menjadi korban kekerasan seksual yang diduga dilakukan eks Ketua DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Jakarta Barat.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan dari WS pada 10 Januari 2024.
"Pelapornya saudara WS dan yang dilaporkan adalah saudara ANL, laporan sedang didalami penyidik," kata Ade Ary kepada wartawan, Jumat (29/3/2024).
Pengakuan WS ini pertama kali diunggah akun Tiktok @bestiesaranani.
WS mengaku, dugaan kekerasan seksual ini berawal saat dirinya ditawarkan menjadi buzzer partai untuk menaikkan elektabilitas dan pengikut di internet. Dia mengetahui lowongan itu melalui internet.
"Awalnya karena jadi relawan, ya namanya butuh untuk membayar kontrakan, BPJS, dan kebutuhan sehari-hari," kata WS saat ditemui wartawan, Kamis (28/3/2024).
Menurut WS, dugaan pelecehan seksual itu terjadi pada 5 Desember 2023. Saat itu, pelaku membawa WS ke rumahnya untuk keperluan pekerjaan.
Pelaku sempat mengurung WS di dalam kamar sebelum melakukan pelecehan seksual.
"Pelaku menyuruh saya beli makan dan dijemput umtuk pekerjaan menjadi buzzer partai malam hari," kata WS.
Setiba di rumah ANL, WS mengaku sempat dikurung di sebuah kamar sebelum terduga pelaku meluapkan nafsunya.
Korban pun berusaha melawan dan menghindar saat itu. Bahkan, WS berteriak minta tolong, tapi tidak membuahkan hasil.
"Saya berkali-kali coba melawan, saya minta tolong saat kejadian," kata WS sambil menangis.
WS sempat mencoba ingin kabur dari jendela kamar pelaku, namun terhalang tralis besi.
Akhirnya korban hanya melawan sebisanya dan menangis saat kejadian itu. Bahkan, setelahnya, WS pun dikurung oleh pelaku di kamarnya.
Namun, WS masih tetap bisa berkomunikasi ke beberapa temannya melalui ponselnya. Dia mengaku, pelaku dalam keadaan sadar saat kejadian hingga usai kejadian.
"Dia sempat ajak saya untuk pasang baliho saat itu. Sadar kok tidak mabuk," papar dia.
Kompas.com telah beberapa kali mengonfirmasi ANL atas peristiwa ini. Namun, belum ada jawaban sama sekali.
PSI Buka Suara
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PSI DKI Jakarta Elva Farhi Qolbina menyatakan, terduga pelaku sudah mundur dari jabatan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD).
"DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DKI Jakarta dengan tegas menyatakan sikap terkait dugaan kasus kekerasan seksual yang melibatkan mantan Ketua DPD PSI Jakarta Barat. Terduga pelaku sudah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua DPD sejak Selasa, 26 Maret 2024," ujar Elva dalam keterangan resminya.
Elva menegaskan, partainya tidak mentolerir segala bentuk kekerasan seksual yang menimpa siapapun.
"Kami mendukung proses hukum yang sedang berjalan untuk memastikan keadilan bagi semua pihak yang terlibat, termasuk memberikan dukungan penuh kepada pihak berwajib dalam melakukan penyelidikan dan penegakan hukum yang adil," kata dia.
Elva berjanji, partainya akan terus memantau perkembangan kasus ini dan bekerja sama dengan kepolisian, untuk menjunjung tinggi nilai kebenaran.
"Kami akan terus memantau perkembangan kasus ini dan bekerja sama dengan pihak berwenang untuk memastikan bahwa nilai-nilai keadilan, kebenaran, dan keamanan dijunjung tinggi," ungkapnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2024/03/29/08251321/polisi-selidiki-kasus-kekerasan-seksual-yang-diduga-dilakukan-eks-ketua