JAKARTA, KOMPAS.com - Polres Metro Jakarta Selatan resmi menutup penyelidikan kasus kematian anggota Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polresta Manado, Brigadir Ridhal Ali Tomi (RAT).
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Bintoro, menjelaskan, kasus ini ditutup karena pihaknya menilai kematian korban murni akibat bunuh diri.
“Kami sudah simpulkan bahwa kejadian ini adalah peristiwa bunuh diri, sehingga kami anggap perkara ini sudah selesai dan kami tutup,” ujar Bintoro kepada wartawan, Selasa (30/4/2024).
Meski demikian, masih ada sejumlah hal yang belum terungkap dalam kasus kematian RAT, mulai dari motif, hingga sosok pengusaha yang disebut sempat dikawal RAT.
Motif
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes (Pol) Ade Rahmat Idnal mengatakan, Brigadir RAT bunuh diri karena diduga ada masalah pribadi. Namun, sampai saat ini, belum ada bukti konkret atas dugaan tersebut.
“Dugaan (motif) ada masalah pribadi,” kata dia, Jumat (26/4/2024).
Sementara, AKBP Bintoro menyebut, penyidik masih terus mendalami motif Brigadir RAT mengakhiri hidupnya, meski kasus terkait penyebab kematian korban telah ditutup.
“Motif masih kami dalami. Masih kami dalami untuk motif yang bersangkutan melakukan bunuh diri,” tutur dia, Selasa.
Sosok pengusaha
Terpisah, Kabid Humas Polda Sulawesi Utara, Kombes (Pol) Michael Irwan Thamsil, mengatakan, Brigadir RAT sempat menjadi ajudan seorang pengusaha selama di Jakarta.
Hal itu terungkap setelah Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Sulut melakukan penyelidikan internal.
“Hasil pemeriksaan Divisi Propam Polda Sulut demikian (Brigadir RAT menjadi ajudan pengusaha),” ungkap Irwan saat dikonfirmasi, Selasa.
Namun, Irwan menyebut, Brigadir RAT tak mengantongi izin atau surat tugas selama menjadi ajudan pengusaha yang tak diketahui namanya itu.
“Hasil pemeriksaan dari Propam Polda Sulut menyatakan bahwa Brigadir RAT, tidak ada surat tugas dan izin dari kesatuan atau pimpinannya,” tuturnya.
Irwan pun belum bisa mengungkap sosok pengusaha yang dikawal Brigadir RAT. Ia menyebut, Propam Polda Sulut masih menyelidiki perihal ini.
“Masih didalami Propam, termasuk apakah dia sebenarnya jadi ajudan atau driver (sopir),” imbuh dia.
Bantahan pengusaha tambang
Nama seorang pengusaha tambang, Indra Pratama, sempat terseret kasus ini. Pasalnya, Brigadir RAT mengakhiri hidupnya di kediaman Indra di Jalan Mampang Prapatan IV Nomor 20, Tegal Parang, Jakarta Selatan.
Namun, Indra menepis tudingan yang menyebut bahwa Brigadir RAT datang dari Manado, Sulawesi Utara, ke Jakarta, untuk mengawal dirinya. Menurutnya, Brigadir RAT berada di rumahnya hanya untuk berkunjung.
“Dia baru seminggu di sini, hanya berkunjung. Tidak ada (pengawalan), tidak ada. Jangan membuat opini sendiri,” ucap dia, Sabtu (27/4/2024).
"Dia BKO, dari tahun 2022," kata NH di Minahasa, Sulawesi Utara, Sabtu.
Namun, NH enggan membeberkan siapa sosok pengusaha yang dikawal suaminya. Ia tidak ingin membicarakan perihal ini lebih jauh kepada awak media.
"Ada, bapak pengusaha," kata NH.
"(Cukup) cuma sampai di situ," sambung dia.
Berbeda dari NH, Kasie Humas Polresta Manado Ipda Agus Haryono mengatakan, Brigadir RAT berada di Jakarta karena hendak mengunjungi kerabatnya. Selama kunjungan tersebut, Brigadir RAT cuti dari dinas kepolisian.
“Yang bersangkutan meminta izin untuk mengunjungi kerabatnya di kawasan Tegal Parang, Mampang Prapatan. Jadi dia izin cuti,” ujar Agus, Minggu (28/4/2024).
Menurut Agus, Brigadir RAT izin cuti sejak Maret lalu. Sebelum cuti, almarhum disebut masih aktif berdinas di Polresta Manado.
“Izin cuti sejak 10 Maret 2024. Sebelumnya, dia masih aktif berdinas di sini (Polresta Manado). Dia ikut pengamanan pemilu,” tutur Agus.
Tewas tembak kepala
Sebagai informasi, Brigadir RAT mengakhiri hidupnya dengan cara menembakkan pistol ke kepalanya di dalam mobil yang terparkir di sebuah rumah di Jalan Mampang Prapatan IV, Jakarta Selatan, Kamis (25/4/2024) sore.
Peluru yang ditembakkan menembus pelipis kepala bagian kanan dan menuju pelipis kiri Brigadir RAT.
Peluru yang berasal dari senjata api (senpi) berjenis HS dengan kaliber 9 milimeter itu menyebabkan bagian atas mobil Toyota Alphard yang semula ditumpangi Brigadir RAT berlubang.
https://megapolitan.kompas.com/read/2024/05/03/11255931/hal-hal-yang-belum-terungkap-di-kasus-brigadir-rat-motif-hingga-sosok