Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Parodi: Menyindir

Kompas.com - 20/10/2009, 11:35 WIB

Oleh Samuel Mulia

KOMPAS.com- Hari Selasa malam, saya menyaksikan tayangan Late Show with David Letterman. Sebuah tayangan lucu nan nyelekit. Nyaris semua pribadi kondang di dunia pernah tersindir dengan komentarnya. Dari Donald Trump sampai Osama bin Laden.

Belum lagi kalau ia sudah mulai membacakan informasi penuh tawa gelak dan sindiran itu, yang dituangkan dalam beberapa lembar kertas di sesi fun facts-nya. Hal yang juga menjadi ciri khasnya di sesi itu—meski buat saya jorok—adalah saat ia menggunakan air liurnya untuk membuka lembar demi lembar kertas berwarna biru muda itu.

”Enaaaak…. Gila”

Sindiran dipakai agar manusia yang disindir menjadi ngeh kalau disindir dengan tujuan akhirnya manusia itu kembali ke jalan yang benar. Supaya tidak terlalu kasar menyindirnya, dipakailah cara lebih manusiawi, salah satunya dengan guyonan.

Bahasa atau gerak yang mengundang tawa. Kalau manusia disindir, reaksinya hanya dua. Nrimo atau melawan. Kalau nrimo tak usah dibicarakan karena tak mengundang friksi. Nah, kalau marah, akan jadi perkara.

Pertanyaannya kemudian, mengapa marah? Ya... karena tersindir. Mengapa tersindir? Ya… karena hal yang disindirkan memang dilakukan dan celakanya ketahuan. Pertanyaan lagi, mengapa mesti marah kalau ketahuan? Bukankah itu tidak direkayasa seperti gosip karena ada buktinya? Marah kan kalau dituduh tanpa bukti atau tanpa diketahui. Jawabannya, karena manusianya sakit hati, tidak suka kalau ketahuan melakukan hal yang diinginkan dirinya sendiri, tetapi tak diinginkan orang lain.

Sebetulnya saya menulis parodi ini bukan untuk Anda, tetapi untuk saya sendiri. Saya sedang curhat dengan diri saya sendiri mengenai masalah sindiran.

Waktu saya disindir karena berselingkuh, saya jengah. Saya tak suka kesenangan saya diusik, padahal teman-teman saya sedang menasihati secara tak langsung agar saya cepat-cepat sadar.

Saya marah karena mereka membuat saya berpikir saya melakukan kekeliruan yang secara sadar saya tahu, tetapi saya tak bisa melawan karena enak. Saya paling tak suka diingatkan kesalahan yang saya sendiri sudah tahu. Itu menyebalkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com