Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sangkamadeha Pohon Kehidupan Orang Batak

Kompas.com - 06/10/2010, 01:54 WIB

Ada pemahaman lain yang dijelaskan, bahwa dalam menjalani hidup harus cermat dan teliti karena banyak musuh yang mengintip.

Sejak pemahaman barat masuk ke batak, dan mereka mengetahui penjelasan dari pohon (hau sangkamadeha), ada anjuran untuk tidak membuat lukisan itu lagi dalam rumah adat Batak.

Pemahaman itu dianggap sesat. Sehingga, kemudian banyak rumah adat batak dibangun tidak menggambarkannya lagi. Tapi, diganti dengan gambar orang barat yang membawa hal baru, yang cenderung menyesatkan budaya batak.

Pemerhati budaya, Baginda Sahat Napitupulu, tinggal di Malaysia, menilai, orang Batak zaman dulu, cukup genius. Sebab, mereka mampu menggambarkan serta merumuskan tentang pohon kehidupan.

"Banyak filosopi yang dapat dimaknai dari sangkamadeha yang mengambarkan posisi kita sebagai orang batak. Apakah terkategori `napogos`, `parsaetaon`, `naduma`, `paradongan` dan `namora/harajaon`, "ujarnya.

Tapi, kata dia lagi, jika sudah jadi "namora", jangan lupa membantu orang di sekeliling. Sanak saudara yang masih butuh bantuan. Kalau bisa, bantuannya jangan hanya dalam bentuk uang/materi. Melainkan, kemudahan pendidikan dan pengembangan keahlian.

Martua Sidauruk, praktisi hukum dari Jakarta, menyampaikan idenya, untuk melakukan invetarisasi tentang nilai "habatahon" di bidang hukum.

Alasannya, dia contohkan dalam "hukum kontrak". Hukum adat Batak, jauh lebih maju dan bersifat universal dari hukum nasional.

Antara lain, disebutkannya, semua praktisi hukum umumnya mengetahui, hukum kontrak bersifat universal. Di dalamnya, terkandung satu prinsip, janji lebih kuat daya ikatnya dari undang-undang.

Tapi, kata dia lagi, daya mengikatnya hanya berlaku bagi mereka yang membuat perjanjian saja. Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com