Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontrak Mati Seorang Masinis

Kompas.com - 06/10/2010, 09:59 WIB

"Setiap panen dan ada untung, uangnya saya pakai untuk sewa lahan sawah dan untuk biaya produksi padi lagi. Akhirnya bertambah terus dan sekarang bisa menggarap 5 hektar sawah," katanya.

Dari hasil usaha sampingannya itu, yang mampu menghasilkan Rp 50 juta per tahun, Banudin bisa menyekolahkan tiga dari empat anaknya ke perguruan tinggi.

Anak pertamanya, Eka Maulana Yusuf, lulus akademi keperawatan dan bekerja di RS Pertamina, Cirebon. Anak keduanya, Eko Suprayogi (23), pada Januari 2011 akan menjadi sarjana hukum. Anak ketiganya, Meli Purwaningsih, kini masih duduk di semester enam. Adapun anak bungsunya, Berta Oktaviani, masih SD.

Awal 2016, dia akan pensiun. Banudin mengaku sebagai "kelelawar" yang beruntung karena memiliki penghasilan sampingan. Disebut kelelawar karena masinis sering berada di lokomotif malam hari, seperti kelelawar yang mencari makan di malam buta.

Asisten masinis

Pada awal kariernya, selama lima tahun dia menggeluti dunia lokomotif di Dipo Stasiun KA Cirebon. Tugasnya merawat, memperbaiki, dan menyiapkan lokomotif sebelum dibawa oleh masinis.

Sekitar tahun 1990, dia mengikuti pendidikan calon masinis di Yogyakarta. Setelah lulus, dia diangkat menjadi asisten masinis pada 1997. Pada 2002 dia menjadi masinis.

"Saat menjadi asisten masinis, saya sudah jarang pulang. Karena sistem estafet, maka harus menginap di mes seperti ini untuk istirahat agar bisa membawa kereta lagi besoknya," katanya. (Budi Sam Law Malau)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com