Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bianglala di Seayun Langkah Wisata Hanoi

Kompas.com - 03/01/2011, 14:46 WIB

Ujian utama terakhir atau ketiga, yang dilakukan setelah salah satu raja membuat kesalahan, disebut ujian kerajaan (thi dinh). Raja mempertanyakan dan menguji kecerdasan siswa untuk memecahkan kesalahan yang dilakukan raja. Universitas ini dibubarkan Perancis pada tahun 1915, setelah mulai menjajah Vietnam pada tahun 1859.

Di dalam kompleks Literature Museum kini terdapat banyak pedagang yang menjajakan pernak-pernik atau cendera mata khas Hanoi, atau Vietnam. Bangunannya merupakan hasil perpaduan antara arsitek Buddhisme, Taoisme, dan Konfusianisme.

Literature Museum menyimpan 82 prasasti. Sebanyak1.306 mahasiswa yang tercatat dalam prasasti itu dianugerahi gelar doktor. Prasasti-prasasti itu sudah diabadikan sebagai salah satu dokumen warisan dunia pendidikan oleh UNESCO.

”Ke Hanoi belum lengkap jika Anda tidak ke Mausoleum Paman Ho,” kata Tram. Paman Ho adalah panggilan bagi Ho Chi Mihn, pendiri Republik Demokratik (kini Republik Sosialis) Vietnam. Mausoleum mencakup kompleks makam Paman Ho, rumah panggung, istana presiden, museum dan pagoda One Pillar. Kompleks ini merupakan salah satu bianglala wisata Vietnam.

Istana presiden bergaya Perancis dibangun pada 1901-1906. Sejak tahun 1954  istana itu digunakan untuk menerima dan menjamu kepala negara atau pejabat tinggi asing dan tempat pertemuan diplomatik.

Sekalipun istana presiden sudah dibangun, Paman Ho ternyata lebih memilih tinggal di rumah panggung, yang terletak hanya beberapa langkah dari istana. Ia hidup bersahaja di sini sebagai bentuk solidaritasnya kepada rakyat jelata. Di depan rumah panggungnya itu ada kolam ikan karena Paman Ho gemar makan ikan.

Rumah panggung terdiri dari dua lantai. Di lantai atas ada ruang belajar dan kamar tidur. Ruang tidurnya sederhana. Ada dipan dari kayu, selimut kecil, tikar, dan kipas dari daun kelapa. Di lantai tanah (kolong) terdapat meja dengan 12 kursi. Paman Ho tinggal di sini sejak tahun 1958 hingga akhir hayatnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com