Bogor, kompas
”Sekarang tidak ada lagi monopoli akses terhadap FIFA. Dahulu seakan-akan hanya pengurus PSSI yang bisa mengklaim bahwa FIFA mengatakan begini dan FIFA mengatakan begitu,” ujar Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi A Mallarangeng, Selasa (29/3) di Istana Bogor, Jawa Barat.
”Ternyata, kini terbukti bahwa apa yang disampaikan PSSI berbeda dengan apa yang sesungguhnya dikatakan oleh FIFA,” tutur Andi.
Pernyataan Menpora ini menyangkut klaim PSSI mengenai pembatalan kongres di Pekanbaru pada 26 Maret atas saran utusan FIFA dan AFC.
”Waktu itu, katanya, pembatalan dilakukan karena FIFA merekomendasikannya. Terbukti, peninjau FIFA justru ingin pergi ke lokasi, tetapi justru ditahan dan dibawa ke bandar udara,” ujar Andi.
Ketua Komisi Bidang Olahraga dan Hukum Komite Olimpiade Indonesia Timbul Thomas Lubis menjelaskan, pascakongres di Pekanbaru yang digelar oleh 78 pemilik suara, komunikasi dengan FIFA terus dilakukan. Salah satunya, korespondensi melalui
”Mereka terus kami beri informasi perkembangan yang terjadi. Terjemahan konferensi pers Menpora juga kami kirim ke Van Hattum dan Regenass. Pokoknya, kami buat mereka memahami permasalahan,” ujar Timbul.
Mengenai sikap FIFA terhadap hasil kongres 78 pemilik suara, Timbul menjelaskan, FIFA masih menunggu laporan resmi dari Van Hattum.
Berkaitan dengan tidak diakuinya kepengurusan PSSI pusat yang dipimpin Nurdin Halid oleh pemerintah, Andi kembali menegaskan bahwa mereka pun tidak boleh lagi memakai kantor PSSI di Senayan.