Prakualifikasi Tender MRT Mulai Hari Ini

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta mengumumkan prakualifikasi tender proyek MRT koridor Lebak Bulus-Bundaran HI dimulai hari ini, Jumat (15/4/2011).

Prakualifikasi tender diumumkan di beberapa media massa nasional untuk memberikan informasi kepada para kontraktor yang tertarik mengerjakan proyek senilai Rp 15 triliun tersebut.

Sebanyak enam paket konstruksi dilelang untuk nantinya dipilih enam pemenang tender. Paket dibagi ke dalam tiga paket fisik permukaan tanah dan tiga paket fisik bawah tanah.

Tiga paket fisik permukaan tanah tersebut yaitu cp 101 yang dimulai dari depo Lebak Bulus hingga Fatmawati. Paket kedua yaitu cp 102 untuk pekerjaan fisik dari Blok M hingga Al-Azhar, dan paket ketiga cp 103 dari Patung Pemuda hingga Senayan.

Untuk paket fisik bawah tanah, PT MRT Jakarta membagi paket pekerjaan fisik cp 104 dari Senayan sampai Istora, paket cp 105 dari Setiabudi hingga Bendungan Hilir, dan paket cp 106 mulai dari Dukuh Atas hingga Bundaran HI.

Seluruh kontraktor yang tertarik bisa menyerahkan aplikasi permohonannya mulai dari 19 April hingga 31 Mei 2011. Terkait hal itu, Direktur Teknik PT MRT Jakarta Rachmadi mengatakan, syarat utama pemenang nantinya akan berasal dari Jepang sebagai kontraktor Jepang dan kontraktor lokal sebagai partnernya.

"Pelibatan kontraktor Jepang agar Indonesia dapat belajar atau mencuri ilmu terkait teknologi konstruksi bangunan bawah tanah. Sebab, kontraktor Jepang terkenal piawai dalam membangun konstruksi bangunan bawah tanah dan bangunan tahan gempa," ungkap Rachmadi.

Namun, Rachmadi tak menampik bahwa Indonesia mempunyai beberapa perusahaan kontraktor besar yang memiliki kemampuan teknologi di bidang konstruksi jalan dan bangunan. Contohnya, PT Cipta Karya, PT Nindya Karya, PT Wijaya Karya,  PT Pembangunan Perumahan, dan perusahaan lain yang juga memiliki peluang yang sama.

"Setelah prakualifikasi selesai, tender dimulai. Tender ini akan berlangsung 10-12 bulan sehingga pemenang tender akan diketahui tahun 2012," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta Tribudi Rahardjo.