Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peralatan "Ngadat", Pembuatan E-KTP Mulai Terhambat

Kompas.com - 01/10/2011, 12:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Program KTP elektronik (E-KTP) yang tengah digalakkan pemerintah mulai menemui kendala, terutama pada masalah jaringan internet yang kerap terganggu. Masalah lain yang muncul adalah peralatan iris mata (perekam mata) yang rusak, kamera ngadat, hingga alat untuk tanda tangan elektronik rusak.

Persoalan tak hanya berhenti sampai di situ. Sebab, ada jaringan yang bahkan bermasalah selama 10 hari. Akibatnya, pelayanan E-KTP ini menjadi terganggu, di antaranya hal tersebut terjadi di Kelurahan Duren Sawit, Palmeriam, dan Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

Kasudin Kependudukan dan Catatan Sipil Jakarta Timur Hamdi Husein mengakui, saat ini sudah banyak peralatan e-KTP yang rusak. Bahkan, jaringan internet ngadat hingga 10 hari terjadi di Kelurahan Palmeriam.

Saat ini, sejumlah kerusakan peralatan e-KTP itu sudah dilaporkan ke dinas dukcapil untuk selanjutnya diteruskan ke Kementerian Dalam Negeri. Pihaknya juga terpaksa menggelar layanan e-KTP ini pada hari Sabtu dan Minggu guna mengejar ketertinggalan akibat jaringan sering terganggu.

"Umumnya kerusakan jaringan ini terjadi dari server pusat, sehingga program e-KTP jadi terhambat," katanya.

Sayangnya, Hamdi enggan menyebut jumlah kelurahan yang mengalami hambatan tersebut, termasuk nama-nama kelurahannya. Yang pasti program e-KTP ini belum berjalan efektif hingga 100 persen.

Ia berharap kerusakan, peralatan itu segera diperbaiki sehingga program nasional ini dapat berjalan lancar. Terkait hal tersebut, Lurah Kebon Manggis, Matraman, Flora Magdalena, mengakui selama 10 hari sistem jaringan internetnya pernah ngadat. Praktis pelayanan e-KTP ini tidak dapat terlayani maksimal, akibatnya setiap hari Sabtu dan Minggu program tersebut digelar.

Di wilayah ini terdapat dua RW, namun saat ini baru RW 01 yang telah selesai mengikuti program ini. Tercatat ada sekitar 1.500 KTP yang sudah diterbitkan.

"Saya inginnya digelar layanan malam hari untuk mengejar ketertinggalan ini. Namun saya tidak tahu apakah program ini bisa digelar di malam hari. Kamis kemarin sudah lapor ke seksi Dukcapil kecamatan namun saat ini belum ada jawaban," katanya.

Baginya, layanan malam hari ini sangat efektif untuk membantu warga yang sibuk bekerja di siang hari dan tidak sempat mengurus KTP elektronik.

Penyebab gangguan

Urusaan gangguan yang menghambat tersebut juga ditandaskan Lurah Duren Sawit, Suprapto. Ia menuturkan, dalam beberapa hari terakhir ini sistem jaringannya sering offline, sehingga menghambat kinerja petugas dalam penerbitan KTP elektronik atau e-KTP.

Ia mengatakan, biasanya sistem jaringan internet ngadat dalam waktu sekitar 5-10 menit. Penyebabnya diduga karena banyaknya pengguna sistem jaringan internet ini, sementara server yang digunakan hanya satu. Bahkan, Selasa (27/9/2011) lalu, sempat terjadi pemadaman listrik selama 20 menit. Akibatnya, program layanan e-KTP pun berhenti secara total.

Di kelurahan tersebut terdapat dua perangkat komputer untuk e-KTP. Salah satu unit komputer ini ngadat pada jaringan internetnya. Kendati begitu, kelurahan ini telah berhasil menerbitkan 3.900 lembar e-KTP sejak digulirkan pada 7 September 2011 lalu. Setiap hari, rata-rata ada 300-400 KTP dicetak melalui peralatan e-KTP ini.

Sementara itu, Lurah Halim Perdanakusuma, Yuswil Rasid, mengatakan, surat panggilan untuk warga berjalan molor. Akibatnya, program layanan ini juga terhambat.

Seperti diketahui, untuk menjalankan program layanan e-KTP ini pihaknya harus mengirimkan surat undangan bagi warganya. Surat itu sendiri diterbitkan oleh Dinas Dukcapil, sesuai dengan daftar KTP di tiap kelurahan.

(Nurmulia Rekso Purnomo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com