Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan dan Teror di Angkot

Kompas.com - 26/01/2012, 23:16 WIB

Laura Kesiayani misalnya. Mahasiswi semester V yang mengaku sangat jarang menggunakan jasa transportasi umum ini merasa pemerkosaan yang sebulan ini terjadi dua kali di Jakarta sudah merongrong keamanan jiwanya.

"Gara-gara banyak pemerkosaan, orang tua dan pacar melarang saya pulang malam, apalagi pergi sendirian. Duh, jadi ribet dan serba ketakutan deh, pokoknya jahat banget pelakunya," ujar Laura.

Nur Azizah, siswi SMK kelas XI sebuah SMK di Jakarta Pusat, menimpali, "Iih capek deh, kita kan jadi ketakutan dan tidak merasa aman. Naik busway digrepe, naik angkot takut diperkosa, bahkan jalan kaki aja bisa ditabrak mobil."

Ternyata, tak cuma perempuan. Laki-laki juga menjadi waswas.

"Saya sekarang selalu cemas tiap kali istri dan anak perempuan saya naik angkot setelah lewat jam enam sore. Rasanya tidak tenang," ujar Budi Arifin.

Untuk itulah Budi belakangan akan sebisa mungkin menjemput istri dan anak perempuannya, daripada membiarkan mereka pulang sendirian ke rumah mereka di daerah Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Itu Budi yang sudah berkeluarga, bagaimana bagi lelaki lajang? Ternyata mereka juga sama khawatirnya. Itu termasuk Bernard yang memiliki adik perempuan dan kekasih. Dia kini cemas kalau dua perempuan yang dicintainya mesti pulang malam-malam.

"Saya selalu pantau mereka lewat telepon atau BBM (BlackBerry Messenger) kalau mereka pulang malam naik angkot, atau saya minta mereka naik taksi saja yang sedikit lebih aman," ujar Bernard.

Sedikit lebih aman? Ya sedikit lebih aman karena taksi pun kadang memesankan potensi ketidakamanan.

"Saya pernah naik taksi, tapi sopirnya malah ngajak ngobrol, tapi kok lama-lama obrolannya menjurus gitu, jadi porno," ujar Sandra, karyawati pada sebuah perusahaan swasta di Jakarta.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com