”Saya enggak tahu dijual. Kalau tahu begitu, saya enggak mau,” tutur An yang mengaku hendak memberikan anaknya kepada orang lain karena tidak mampu.
Pengakuan An, bayi kembar itu hasil hubungannya dengan Roni, suaminya yang kedua. Roni kabur meninggalkannya saat usia kandungannya itu dua bulan.
Dari pernikahannya dengan Deni, suami pertamanya, An mendapatkan dua anak yang berusia 11 tahun 6 tahun.
Beberapa tetangga An menuturkan, setelah bercerai dengan Deni, An belum menikah resmi dengan Roni, hanya berpacaran.
An sehari-hari bekerja sebagai pembantu rumah tangga dengan gaji Rp 650.000 per bulan, bekerja dari pagi hingga petang.
Ia tinggal menumpang di rumah orangtuanya yang hanya memiliki dua kamar bersama saudara-saudaranya. Ayahnya bekerja sebagai petani penggarap dan dua bulan terakhir sakit-sakitan.
Edah mengaku juga tidak menyangka kalau MS itu ternyata hendak memperjualbelikan anak, bukan berniat mengadopsi.
”Yang mau mengadopsi itu orangnya baik. Saya sama sekali tidak menyangka bakal menjual bayi itu. Saya enggak diiming-imingi uang karena hanya mau bantu An,” tutur Edah.
Setelah kejadian ini, An tetap berharap ada orang lain yang benar-benar serius ingin mengadopsi kedua anaknya. ”Supaya hidup mereka lebih baik,” tutur An sambil menangis.