Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tatkala Dahlan Iskan Beralaskan Tikar

Kompas.com - 29/03/2012, 22:46 WIB

Meskipun raut wajahnya sudah menunjukkan kondisi badan yang lelah setelah seharian beraktivitas, di Jakarta, Dahlan tetap melayani obrolan dengan pemilik rumah maupun dengan wakil bupati serta kepala desa setempat secara santai, bahkan penuh canda.

Dalam dialog tersebut, Hadi pun menjelaskan terkait pekerjaan dan kondisi kehidupannya.

"Kulo mboten gadah sabin, namung buruh hasilipun maro, luasipun 1.800 meter, angsale 10 karung. Hasilipun mboten disade, namung cekap ngge maem saben dinten. Menawi disade, namung ngge tumbas rabuk," ujar Hadi dalam bahasa Jawa. Artinya: "Saya tidak punya sawah, hanya buruh yang hasilnya dibagi dua, luasnya 1.800 meter dengan hasil bagian 10 karung. Hasilnya tidak pernah dijual, namun cukup untuk makan sehari-harinya. Bila dijual, maka hanya untuk beli pupuk."

Tidak terasa waktu terus berlalu dan semakin larut. Waktu menunjukkan pukul 01.00 WIB. Karena sudah merasa lelah, Dahlan meminta agar obrolan tersebut diakhiri untuk selanjutnya dapat beristirahat.

"Monggo (mari) kita akhiri dulu obrolannya. Kita beristirahat, tidur dulu besok pagi dilanjutkan lagi," ucap Dahlan.

Sebelum pamit untuk beristirahat, Dahlan sempat berganti kaos warna ungu, dan merebahkan diri di tempat semula yang digunakan untuk ngobrol.

Pria kelahiran Magetan pada 17 Agustus 1951 itu tidak mau menempati tempat tidur berkasur empuk yang sebelumnya sudah disediakan oleh tuan rumah. Dahlan justru memilih tidur beralasakan tikar bersama Direktur Utama Sang Hyang Sri dan Wakil Bupati Kulonprogo.

Kemudian, pagi-pagi buta sekitar pukul 04.30 WIB rombongan terbangun setelah mendengar suara adzan Subuh.

Dahlan Iskan tidak ingin ketinggalan shalat Subuh berjamaah. Dirinya bergegas berjalan menuju masdjid Nurul Hidayah yang berada di desa sebelah, yakni di Pedukuhan Garang, Desa Tawangsari, Kecamatan Pengasih, berjalan kaki yang berjarak sekira 400 meter.

Saat ditanya dengan alasan kenapa Dahlan memilih menginap di rumah warga? Ia mengatakan, jika apa yang dilakukannya merupakan salah satu penghayatan riil dengan kehidupan para petani.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com