Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilkada pada Tarikan Politik Identitas

Kompas.com - 01/06/2012, 01:58 WIB

Pengamat politik dari Universitas Tanjungpura Gusti Suryansyah menyatakan, secara teoretis, politik identitas etnis ini lahir karena munculnya kesadaran akan adanya peminggiran terhadap kelompok tertentu.

Dalam konteks di Kalbar, peminggiran itu dialami etnis Dayak semasa penjajahan Belanda dan zaman kerajaan, sebagian masih dirasakan juga pada masa kemerdekaan. Kesadaran akan identitas etnis ini menguat dan disusul keterlibatan aktif untuk meraih legitimasi saat reformasi bergulir dan pemilihan kepala daerah dilakukan secara langsung.

Pemerhati sosial William Chang melihat, fenomena politik identitas di Kalbar ini sebagai gejala kebangkitan sosial masyarakat dalam merespons sistem pemerintahan sebelumnya yang belum berkeadilan, proporsional, dan egaliter. Namun, jika dilihat dari perspektif demokrasi, praktik politik identitas itu justru sebagai sebuah kemunduran.

”Demokrasi yang sehat sebenarnya melihat warga negara tanpa pengotak-ngotakkan (etnisitas) itu. Namun bagi mereka yang menjalani, hal itu merupakan kebangkitan awal untuk berpolitik,” katanya.

Senada hal itu, Suryansyah berpandangan, proses demokratisasi di Kalbar sudah sesuai prosedur. Namun, secara substansial agak mengkhawatirkan. ”Idealnya, pemilihan gubernur Kalbar tidak lagi berdasarkan etnis maupun agama, tapi berdasarkan kemampuan calon,” katanya.

Kontestasi Pilkada 2012

Dalam pilkada Kalbar yang akan berlangsung September tahun ini, politik identitas diprediksi masih akan terjadi. Indikasi itu, menurut Suryansyah, terlihat dari pemilihan pasangan calon yang akan diusung partai politik.

”Elite politik yang akan maju dalam pilkada masih mempertimbangkan etnisitas saat memilih pasangan calon wakil gubernur,” katanya.

Nama calon gubernur yang mengemuka dalam pilkada kali ini, antara lain, Cornelis (incumbent atau petahana), Ketua DPD Golkar Kalbar yang juga mantan Bupati Ketapang Morkes Effendi, Ketua DPD Gerinda Kalbar Abang Tambul Husin, dan Mayjen Armyn Alianyang.

Cornelis kemungkinan akan mempertahankan Christiandy sebagai pasangannya. Morkes, yang berasal dari etnis Melayu, kemungkinan akan berpasangan dengan kader Partai Amanat Nasional Burhanuddin A Rasyid yang juga mantan Bupati Sambas dan beretnis Melayu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com